DI BULAN Febuari 2022, Perdana Menteri Inggris saat itu Boris Johnson membuat pernyataan publik yang kuat.
“Hari ini saya umumkan. Bahwa di UK perang terhadap Covid-19 sudah kita menangkan. Pandemi di UK sudah selesai.â€
“Covid sebagai virus akan terus hadir. Tapi virus itu tak lagi melumpuhkan kita seperti di era pandemi. Karena itu, semua pembatasan yang dulu diharuskan pemerintah segera dicabut. Menghadapi Covid, sebagaimana menghadapi penyakit lain menjadi tanggung jawab pribadi masing- masing.
Bulan September 2022, Presiden Amerika Serikat membuat pernyataan yang sama. “Saya nyatakan di seluruh Amerika Serikat, era pandemi sudah selesai.â€
Akankah sebelum tutup tahun 2022 atau di awal tahun 2023 Jokowi membuat pernyataan yang serupa dengan Joe Biden dan Boris Johnson? Maka semua pembatasan atas Covid- 19, mulai dari kewajiban memakai masker, pembatasan sosial hingga cek PeduliLindungi diakhiri di Indonesia?
Marilah kita melihat data yang dikeluarkan oleh Worldometer di akhir tahun 2022 (29 Desember).
Total penduduk dunia yang terkena Covid-19 sebanyak lebih dari 663 juta manusia. Karena kini penduduk dunia hampir 8 miliar manusia, yang terkena Covid-19 sekitar 9 persen dari populasi dunia.
Secara rata-rata, pada setiap 100 orang, terdapat 9 orang terpapar Covid-19.
Total yang mati karena Covid-19 di seluruh dunia lebih dari enam juta enam ratus ribu manusia. Artinya dari 100 orang yang terkena Covid, rata-rata yang mati sebanyak 1 orang. Tingkat kematian akibat Covid-19 sebesar 1 persen di antara yang terpapar Covid-19.
Tapi kini baik yang terpapar ataupun yang mati karena Covid-19 sudah jauh menurun. Total vaksin yang sudah disuntikan ke seluruh dunia sudah lebih dari 13 miliar vaksin.
Pada puncaknya di seluruh dunia yang terpapar Covid-19 per hari di atas 3,5 juta manusia. Itu terjadi di bulan Desember 2021. Kini Desember 2022 yang terpapar Covid-19 per hari hanya di bawah 700 ribu orang.
Pada puncaknya di seluruh dunia yang mati per hari sebanyak 17 ribu manusia. Itu terjadi di sekitar bulan Januari 2021. Tapi kini di bulan desember 2021 yang mati karena Covid-19 per hari sebanyak di bawah 2500 orang saja.
WHO sebagai badan kesehatan dunia sudah pula memberi ancang-ancang. Bahwa era selesainya pandemi sudah di depan mata.
Tapi selalu ada pemimpin politik yang lebih berani dibandingkan lembaga kesehatan, yang lebih awal menyatakan pandemik di negaranya sudah berakhir.
Pemimpin politik tertinggi di United Kingdom dan Amerika Serikat berani membuat pernyataan era pandemi sudah selesai karena mereka juga didukung data.
Di Inggris, tingkat kematian paling tinggi akibat Covid-19 terjadi di bulan Desember 2020. Pernah dialami kematian akibat Covid-19 dalam waktu sehari sebanyak lebih dari 1300 orang di negara itu.
Namun kini di Inggris, yang mati karena Covid- 19 per hari sudah jauh menurun ke angka di bawah 100 orang saja. Ini angka tingkat kematian akibat penyakit yang wajar sebagaimana orang mati karena penyakit jantung, paru- paru dan lain sebagainya.
Di Amerika Serikat, tingkat kematian tertinggi akibat Covid-19 terjadi di bulan Desember 2020. Pernah tercatat dalam satu hari lebih dari 4000 orang mati akibat Covid-19 di negara itu.
Tapi kini, di bulan September-Desember 2022, rata-rata yang mati karena Covid-19 per hari hanya sebanyak di bawah 400 orang saja.
Bagaimana dengan Indonesia? Tingkat kematian paling parah di Indonesia per hari akibat Covid-19 terjadi di bulan Juli-Agustus 2021. Saat itu per hari yang mati akibat Covid pernah di atas 2000 orang.
Kini di bulan desember 2022 yang mati per hari karena Covid-19 di Indonesia hanya di bawah 50 orang.
Data Indonesia bahkan lebih baik dibandingkan UK dan Amerika Serikat yang pemimpin tertingginya sudah mendeklarasi berakhirnya pandemi.
Bulan September-Oktober 2022, saya berkunjung ke London. Di Bandara, di dalam Mall, di hotel, semua penduduk berlalu lalang selayaknya era sebelum Covid-19.
Tak ada sejenis PeduliLindungi yang mengecek seseorang sebelum masuk ke gedung. Hampir semua orang tak lagi menggunakan masker. Yang memakai masker mungkin sekitar 5 persen saja.
Dugaan saya pastilah di antara ratusan orang yang berkeliaran di Mall di London saat itu ada yang terpapar Covid-19, sebagaimana juga ada yang terkena flu.
Namun terpapar Covid-19 pun tak lagi dianggap problem karena mayoritas populasi sudah divaksin. Dan prosentase kematian akibat Covid-19 juga sudah kecil.
Mungkin ada yang bertanya. Bukankah masih ada yang mati karena Covid-19? Lalu mengapa pandemi harus dinyatakan berakhir padahal masih ada yang mati karena Covid-19?
Ini jawabannya. Mereka yang mati karena flu juga kini masih ada. Tapi flu tak lagi dianggap pandemi. Covid-19 sebaiknya mulai diperlakukan seperti flu.
Di Indonesia, tutup tahun 2022 semoga juga diikuti dengan tutup drama pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sebelum tutup tahun 2022, atau di awal tahun baru 2023, kita ingin mendengar Jokowi resmi mendeklarasi semua pembatasan atas Covid-19 di Indonesia diakhiri.