Berita

Ilustrasi kondisi ekonomi global/Net

Politik

Mitigasi Krisis Ekonomi Global, Pemerintah Harus Duet Maut dengan BI

JUMAT, 23 DESEMBER 2022 | 22:33 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus duet maut untuk memperkuat dan mempererat kerja sama untuk memitigasi ancaman krisis global.

Pandangan itu ditegaskan oleh pakar ekonomi dari Universitas Jember Adhitya Wardhono, Jumat (23/12). Ia menilai, situasi ekonomi global sudah di depan mata dan perlu diantisipasi secara dini.

Menurutnya, perlambatan perekonomian global tidak dapat dipungkiri dan bisa akan menggerus ekonomi Indonesia. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan juga akan melandai.


"Sehingga tidak mudah bagi Indonesia untuk bertahan di kondisi ekonomi 2023 yang diperkirakan suram,” kata Adhitya.

Namun, Adhitya mengaku optimis pada ekonomi Indonesia yang dinilai relatif aman dari resesi. Meski demikian, Indonesia tetap harus waspada, sebab, ketergantungan terhadap ekonomi global masih cukup tinggi.

Atas kondisi itu, Adhitya berpendapat, sektor ekspor dan investasi harus terus digenjot dengan berbagai program pemerintah.

Untungnya, penentuan produk domestik bruto (PDB) yang menjadi dasar perhitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia didominasi oleh sektor konsumsi.

Ia menekankan pentingnya sinergitas dan efektivitas kerja sama antara otoritas fiskal dan moneter. Kuncinya, ada di koordinasi otoritas fiskal dan moneter terlebih bagi Indonesia semakin berat menjelang tahun politik ini.

"Duet maut mereka jangan sampai kendor. Ini fase pemulihan ekonomi karena pandemi belum selesai. Ada efek memar yang belum sembuh. Perlu tetap fokus," jelas Adhitya.

Aditya mengingatkan hal itu karena bisa dipastikan kinerja ekspor akan menurun dengan pelambatan ekonomi global. Termasuk, cadangan devisa pasti tergerus.

Pemerintah, kata Adhitya, perlu melakukan langkah untuk tetap menjaga stabitias nilai tukar tanpa menahan laju pertumbuhan ekonomi.

Adhitya menegaskan, sebagaimana saat awal pandemi Covid-19, pemerintah perlu memberi keyakinan dengan kebijakan fiskal melalui APBN yang didesain untuk tetap tahan terhadap gerusan resesi global.

Pemerintah juga harus mengantisipasi penurunan daya beli masyarakat melalui program sosial seperti bantuan tidak terduga dan subsidi masyarakat. Sedangkan BI juga patut menjaga stabilitas ekonomi melalui stabilitas harga dan nilai tukar.

"Pemerintah harus konsisten pada antipasi resesi global dengan instrumen APBN-nya dan BI harus mempu menggerakkan kebijakan moneternya sehingga stabilitas ekonomi khususnya harga barang akan terjaga,” pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya