Berita

Volodymyr Zelensky dan Joe Biden keduanya melakukan percakapan di Gedung Putih/Net

Dunia

Khawatir Eskalasi Meningkat, Biden Tolak Permintaan Rudal Jarak Jauh dari Zelensky

JUMAT, 23 DESEMBER 2022 | 11:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Meskipun bersedia mengirim rudal Patriot, Amerika Serikat tetap menolak permintaan Presiden Ukraina Volodymir Zelensky agar Washington mengirim rudal jarak jauh ATACM ke Kyiv.

Penolakan Presiden Joe Biden atas salah satu daftar permintaan "hadiah Natal" Kyiv itu didasarkan pada kekhawatiran tentang risiko eskalasi. Selain itu, AS juga menolak mengirim tank karena masalah operasional.

Penasihat top Zelensky Mykhailo Podolyak memposting tweet pada awal Desember berjudul: "My Christmas Wishlist". Selain Patriot, Podolyak meminta rudal jarak jauh ATACM AS, tank Abrams AS, serta tank Leopard dan Marder Jerman.


Menanggapi tuntutan Ukraina selama kunjungan Zelensky, Biden lebih tegas menolak mengirim ATACM ke Kyiv, yang akan dapat digunakan menyerang target di dalam Rusia.

Presiden AS memperingatkan itu berisiko mengasingkan anggota NATO Eropa.

"Mereka tidak ingin berperang dengan Rusia," katanya.

Shashank Joshi, editor pertahanan The Economist buka suara atas penolakan Biden.

“Dengan ATACM, eskalasi menjadi perhatian utama,” kata Joshi.

“Mereka bisa menyerang jauh di dalam Rusia, dan jika Ukraina menggunakan mereka untuk melakukannya, itu bisa menyebabkan perpecahan di dalam NATO tentang bagaimana menanggapinya. Ada sejumlah negara Eropa, termasuk di Eropa selatan, yang mewaspadai eskalasi," ujarnya.

Sementara itu pejabat pertahanan AS berpendapat bahwa Ukraina telah memiliki semua tank yang dibutuhkannya dan bahwa M1 Abrams terlalu rumit untuk dioperasikan oleh militer Ukraina.

"Ini bukan alasan diplomatik untuk menutupi kekhawatiran tentang meningkatnya perang," kata Joshi.

“Dalam hal tank, menurut saya eskalasi bukanlah perhatian utama Amerika; sebaliknya saya pikir ini benar-benar masalah keberlanjutan. Tangki baru menggunakan banyak sekali bahan bakar – Abrams khususnya sangat haus bahan bakar," kata Joshi.

"Perawatan membutuhkan banyak tenaga, sementara suku cadang sangat diminati. Dan Ukraina hanya memiliki pengalaman dengan tank era Soviet. Jadi kekhawatiran praktis pragmatis berada di garis depan perhitungan AS di sini,” tambahnya.

Sementara itu, Mark Cancian, seorang rekan senior di Pusat Kajian Strategis dan Internasional di Washington DC mengatakan agar disonansi antara Washington dan Kyiv dalam masalah pasokan senjata tidak dilebih-lebihkan.

"Hanya ATACM yang mewakili perbedaan kebijakan,” katanya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya