Berita

Anies Baswedan/Ist

Publika

Kutitipkan Indonesia Kepadamu Anies

OLEH: JOHN S EDISON
KAMIS, 24 NOVEMBER 2022 | 05:56 WIB

SIAPA saya itu tidak penting. Tujuan utama artikel ini ditulis agar Anies Baswedan baca dan mengerti bahwa rakyat Indonesia punya harapan besar kepadanya. Anies harus sadari itu, karena ini menyangkut masa depan bangsa.

Indonesia punya masalah prioritas bukan di aspek keamanan dan instabilitas politik. Sejauh ini masih cukup aman dan terkendali.

Tapi masalah utama negeri ini ada pada penegakan hukum, masifnya korupsi, sumber daya manusia (SDM) yang kurang mendapatkan perhatian, sumber daya alam (SDA) berlimpah yang belum mampu meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat, dan pertumbuhan ekonomi yang belum dinikmati secara adil oleh seluruh rakyat Indonesia.


Lima permasalahan ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam jangka waktu lebih dari 70 tahun. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda akan ada perubahan.

Bayangkan jika lima persoalan bangsa ini bisa diperbaiki dan mengalami perubahan secara signifikan, Indonesia bukan hanya akan sejahtera rakyatnya, tapi Indonesia akan menjadi negara besar dan kuat.

Indonesia belum pernah punya pemimpin yang berhasil menyelesaikan lima permasalahan dasar tersebut. Setiap pemimpin seringkali lahir dari kelompok yang terlibat dalam kerusakan negara. Indonesia tidak bisa berharap dari seorang pemimpin yang punya latar belakang tidak clear dari sumber masalah bagi bangsa.

Yang dibutuhkan Indonesia adalah pemimpin yang, pertama, terbebas dari kelompok yang mampu menyandera dirinya. Jejak sejarah seorang pemimpin itu tidak hanya penting, tapi harus menjadi syarat utama seseorang diberi kesempatan memimpin negerinya.

Kedua, tahu masalah paling mendasar di negeri ini. Ketiga, punya kemampuan menyelesaikan masalah. Ini harus dilihat dari rekam jejaknya (bukan gagasan dan janjinya).

Keempat, punya kemauan dan keberanian. Yaitu pemimpin yang bersedia mewakafkan diri dan hidupnya untuk semata-semata memperbaiki negeri ini. (Ini juga harus dilihat dari rakam jejaknya).

Selama ini, Indonesia punya dua tipologi pemimpin yaitu pemimpin yang berhasil merebut kekuasaan secara paksa dengan memanfaatkan gejolak rakyat, dan pemimpin yang sukses membangun pencitraan yang menghipnotis hati rakyat, tapi minus kemampuan.

Anies punya performa yang berbeda dari umumnya nama-nama tokoh yang hari ini muncul di berbagai survei. Anies punya background keluarga yang jelas. Background ini juga penting untuk melihat ideologi seseorang kaitanya dengan sejarah bangsa. Keluarga Anies bukan orang-orang yang punya cacat bagi negara ini, seperti PKI, DI/TII, atau kelompok etnis yang pernah berkhianat terhadap bangsa ini.

Anies punya background moral yang baik. Jejak historisnya tidak punya catatan korupsi di tengah ia diberi tugas sebagai seorang pejabat yaitu Mendikbud dan Gubernur DKI Jakarta. Anies tidak memiliki beban sejarah yang bisa menyanderanya.

Melihat perubahan signifikan di Jakarta selama lima tahun, ini menjadi catatan bahwa Anies tahu persoalan yang dihadapi masyaralat Jakarta dan mampu menyelesaikan persoalan itu.

Mari secara objektif kita bandingkan Anies Baswedan dengan nama-nama kandidat lainnya. Adu background keluarga, rekam jejak, prestasi, gagasan, dan integritas.

Masyarakat Jakarta punya persoalan tempat tinggal, kemacetan, banjir, air bersih dan polusi udara. Lima tahun di bawah kepemimpinan Anies telah mengalami perubahan yang bisa diukur di data statistiknya.

Kepada Anies, rakyat menitipkan negeri ini dengan lima persoalan serius dan mendasar di atas yang tidak kunjung terselesaikan dengan baik selama puluhan tahun. Di atas slogan "Koalisi Perubahan" harus ada kinerja yang mampu menciptakan perubahan di lima persoalan mendasar tersebut. Tanpa menyentuh lima ini, perubahan itu "nonsense".

Ambil tanggung jawab ini Nies. Rakyat berharap Indonesia berpeluang menjadi negara besar.

Penulis adalah Pemerhati sosial dan politik

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya