Berita

Ekonom senior DR. Rizal Ramli/Net

Politik

Kata Rizal Ramli, Pidato Jokowi Soal Pupuk Terlihat Beralasan Tapi Kebijakan dalam Negerinya Beda Arah

SELASA, 15 NOVEMBER 2022 | 16:21 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Ketahanan pangan yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka KTT G20 dinilai tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di dalam negeri. Dalam pidatonya, Jokowi sempat menyinggung tentang masalah pupuk yang bisa menjadi ancaman serius bagi 48 negara berkembang.

Bagi ekonom senior DR. Rizal Ramli, apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo di hadapan pemimpin negara-negara ekonomi besar dunia itu cukup beralasan. Hanya saja, apa yang disampaikan berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di negeri yang dipimpin Jokowi.

“His speech look reasonable, but his domestic policy moved in different direction. He cut most of the fertilizer’s subsidies to Indonesian farmers. What an irony. (Pidatonya terlihat beralasan, tetapi kebijakan dalam negerinya punya arah yang berbeda. Dia memotong sebagian besar subsidi pupuk untuk petani Indonesia. Sungguh ironi),” ujar Rizal Ramli kepada redaksi, Selasa (14/11).


Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu lantas mengkritik pidato Jokowi yang selalu berbeda dengan apa yang dikerjakan. Bahkan tidak jarang pernyataan Jokowi berbanding terbalik dengan kebijakan yang diambil.

Dalam kasus ini, Rizal Ramli mengingatkan bahwa pemerintah yang paham dengan ketahanan pangan dan krisis pupuk justru memotong subsidi pupuk untuk rakyat. Kebijakan tersebut bisa berdampak pada krisis pangan di dalam negeri.

“Klasik Jokowi, pidato ke kiri kebijakan sebaliknya, malah motong subsidi pupuk untuk petani!” tegasnya.

Jokowi saat membuka G20 di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali pada Selasa (15/11) sempat menyinggung tentang dunia yang akan menghadapi tantangan luar biasa. Krisis demi krisis berdatangan akan berdatangan melanda.
 
"Pandemi Covid-19 belum usai, rivalitas terus menanjak, perang terjadi, dan dampak dari berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan sangat dirasakan dunia, terutama negara berkembang," ujarnya.

Dalam hal ini, Jokowi secara spesifik menyinggung masalah pupuk yang menurutnya nilai tidak boleh diremehkan oleh negara-negara G20.

"Jika kita tidak mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi, maka 2023 akan menjadi tahun yang suram," ucapnya.

Menurut Jokowi, kelangkaan pupuk akan menyebabkan gagal panen di berbagai belahan dunia. Sebanyak 48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan menghadapi kondisi yang sangat serius.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya