Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Guterres: 10 Juta Ton Biji-bijian Telah Dikirim sejak Rusia Melanjutkan Kembali Kesepakatan Gandum

JUMAT, 04 NOVEMBER 2022 | 06:46 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kesepakatan ekspor biji-bijian dari Ukraina, yang kembali berlanjut setelah sempat tertunda, telah meredakan kekhawatiran para pejabat akan krisis pangan global.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada wartawan pada Kamis dengan penuh suka cita bahwa sepuluh juta metrik ton biji-bijian telah diangkut sejak kesepakatan itu dimulai kembali.
"Saya senang mengumumkan bahwa hari ini Inisiatif Laut Hitam telah mencapai tonggak baru. Sampai hari ini, sepuluh juta metrik ton biji-bijian telah dikirim melalui koridor Laut Hitam. Hanya butuh tiga bulan untuk mencapai tonggak sejarah ini," kata Guterres, sepertiu dikutip dari AFP.

"Meskipun semua rintangan telah kita lihat, mercusuar harapan di Laut Hitam masih bersinar. Inisiatif ini berhasil," tambahnya.

"Meskipun semua rintangan telah kita lihat, mercusuar harapan di Laut Hitam masih bersinar. Inisiatif ini berhasil," tambahnya.

Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah apa yang disebut kesepakatan biji-bijian atau Inisiatif Laut Hitam,  dipertanyakan oleh keluhan Moskow terkait sanksi yang diluncurkan kepada negara itu.

Rusia sempat menarik diri dari kesepakatan karena adanya dugaan sabotase oleh Kyiv. Mundurnya Rusia menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam harga pangan global.  Ini menunjukkan bahwa sangat penting kesepakatan itu dilanjutkan untuk membendung krisis pangan global dan "mengurangi risiko kelaparan, kemiskinan, dan ketidakstabilan."

Setelah adanya jaminan serta pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang memediasi, Rusia akhirnya setuju untuk melanjutkan kembali.

"Inisiatif ini berhasil. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya agar tetap berjalan dengan lancar," kata Guterres.

Kesepakatan gandum atau Inisiatif Laut Hitam ditandatangani antara Moskow, Kyiv, PBB, dan Turki pada 22 Juli dalam upaya memerangi krisis pangan global yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina, membuat semua ekspor pertanian dari salah satu lumbung pangan dunia itu terhenti.

Bahkan sebelum langkah Rusia untuk menarik diri dari kesepakatan pada Sabtu, dari mana ia mundur pada hari Rabu, ketidakpastian atas perpanjangan inisiatif telah menyebabkan kenaikan harga produk-produk tertentu.

Guterres juga mendesak para pihak untuk fokus pada "menghilangkan hambatan yang tersisa untuk ekspor makanan dan pupuk Rusia."

Rusia telah mengecam ketidakmampuannya untuk mengekspor biji-bijian dan pupuknya sendiri sebagai bagian dari perjanjian kedua, karena sanksi Barat.

"Dunia membutuhkan upaya bersama untuk segera mengatasi krisis pasar pupuk global dan memanfaatkan sepenuhnya kapasitas ekspor Rusia," kata Guterres.

ekurangan pupuk sudah mempengaruhi petani di seluruh dunia. Semua pihak tidak bisa membiarkan kekurangan pupuk global berubah menjadi kekurangan pangan global, katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya