Berita

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto/Net

Bisnis

Eko Listiyono: Indonesia Tidak akan Resesi Kecuali Sangat Ekstrem Situasinya

RABU, 19 OKTOBER 2022 | 02:47 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Sejumlah ekonom Indonesia memprediksi tahun depan kondisi ekonomi global akan menghadapi tantangan yang cukup berat. Beberapa negara besar yang menjadi mitra dagang utama Indonesia akan mengalami pelambatan ekonomi.

Meski demikian, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memprediksi Indonesia masih mampu bertahan dan tidak sampai jatuh ke jurang resesi.

"Indonesia masih survive. Tidak akan resesi, dugaan saya. Kecuali sangat ekstrim situasinya,” kata Eko, Selasa (18/10).

Pandangan Eko itu didasarkan pada perekonomian Indonesia lebih ditopang oleh konsumsi domestik, sehingga ketika negara besar seperti China dan Amerika Serikat mengalami resesi, Indonesia masih bisa bertahan.

"Sebetulnya dari sisi di luar ekspor, tidak juga. Ekonomi Indonesia tergantung pada konsumsi masyarakat dalam negeri. Jadi selama masyarakat dalam negeri masih konsumsi, masih belanja ya sebetulnya AS mau resesi, China mau resesi pun kita masih survive,” ujarnya.

Namun, pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan terjaga. Hal itu didasarkan pada gambaran perkembangan ekonomi terakhir terutama di triwulan III dan tantang yang mungkin muncul di triwulan IV.

"Sepertinya mungkin sedikit di bawah target. Tapi kalau 5 persen, saya masih optimis itu masih bisa dicapai, tapi kalau 5,2 persen itu memang kita harus tumbuh cukup tinggi di triwulan tiga dan empat di tengah situasi ekspor sudah mulai kelihatan menurun, dampak dari eksternal global mulai terasa,” ucapnya.

Menurutnya, implementasi kebijakan fiskal sebagai shock absorber yang dilakukan pemerintah memang cukup membantu.

Dikatakan Eko, justru perekonomian Indonesia disokong oleh sektor swasta yang memainkan peran besar baik dalam kondisi seperti saat ini.

Eko pun membuat ilustrasi bahwa sesungguhnya fiskal itu hanya berperan di bawah 10 persen dari total perekonomian, lebih banyak didorong faktor swasta.

"Swasta kalau melihat profil sampai hari ini ya lajunya masih positif dan meningkat. Penjualan ritel juga masih tinggi, tren investasi juga positif,” demikian Eko.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya