Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini/Net
Semua pihak diminta untuk tidak membawa idiom-idiom yang bisa membawa masyarakat masuk pada polarisasi politik seperti yang sudah terjadi.
Pasalnya, ramai di media sosial tentang diksi “Nasdrun†(Nasdem Kadrun) setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diusung sebagai capres 2024 oleh Partai Nasdem.
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengingatkan semua pihak agar tidak memulai polarisasi dengan sebutan atau idiom yang provokatif semacam Nasdrun.
"Dulu sebutan Kadrun juga disematkan pihak lain, terutama para buzzer politik, sehingga menimbulkan polarisasi yang sangat merugikan bangsa ini,†kata Jazuli, Selasa (11/10).
Jazuli berharap, seluruh warga bangsa bersikap arif dan dewasa dalam mengekspresikan pandangan politiknya, Tak terkecuali para elite politik.
“Elite politik jangan memberi contoh tidak baik sehingga membawa perdebatan yang tidak produktif dalam berdemokrasi,†katanya.
Menurut anggota Komisi I DPR RI FPKS ini, perbedaan pilihan dalam demokrasi itu adalah hal yang biasa. Apalagi masyarakat Indonesia sangat majemuk.
“Maka harus disikapi secara dewasa jangan munculkan narasi yang pecah belah karena kita sudah sepakat menghargai kebhinnekaan,†tegasnya.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengisi pesta demokrasi dengan politik gagasan yang mencerdaskan bangsa. Bagi Jazuli, masyarakat perlu menunjukkan kualitas dan kapabilitas dengan narasi positif dan prestasi.
"Sehingga demokrasi kita makin bernas dan cerdas,†imbuhnya menegaskan.
Lebih lanjut, Jazuli menyatakan bahwa Indonesia ke depan sangat butuh calon pemimpin yang berkualitas. Itu tidak lain untuk kemajuan negara Indonesia. Baik yang berlatar belakang kepala daerah, menteri dan pimpinan lembaga.
Menurut Jazuli, para calon yang berniat menjadi pemimpin nasional cukup dengan menjelaskan kepada publik soal program unggulannya dalam memimpin tempat ia menjalankan kiprah.
“Jangan ditarik-tarik pada polarisasi yang memecah belah bangsa,†demikian Jazuli.