Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Krisis Energi Bikin Jerman Kekurangan Kertas Toilet

SABTU, 24 SEPTEMBER 2022 | 06:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Krisis energi yang melanda sejumlah negara Eropa ikut mempengaruhi produsen kertas Jerman, termasuk perusahaan perawatan pribadi terkemuka Essity.

Dengan meningkatnya kekhawatiran akan kekurangan daya dan meningkatnya biaya energi, Essity – yang memiliki merek seperti Zewa, Libresse, dan Lotus – mengatakan harus menaikkan harga sebanyak 18 persen dan sedang mempertimbangkan sumber bahan bakar alternatif.

Pembuat kertas toilet lainnya, seperti Hakle yang berbasis di Dusseldorf, yang telah beroperasi sejak 1928, telah mulai menyatakan kebangkrutan, mengklaim bahwa melonjaknya harga energi, biaya pulp yang tinggi, dan biaya transportasi telah membuat bisnis mereka tidak layak secara finansial.


"Dalam waktu yang sangat singkat, harga listrik dan gas telah meledak sedemikian rupa sehingga tentu saja tidak dapat diteruskan ke pelanggan kami dengan begitu cepat," kata Karen Jung, kepala pemasaran Hakle, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/9).

Carsten Rolle, kepala kebijakan energi dan iklim di asosiasi bisnis BDI mengatakan kepada Financial Times bahwa krisis saat ini, yang timbul karena berkurangnya pengiriman gas dari Rusia di tengah sanksi Uni Eropa, akan lebih parah dari saat pandemi terutama untuk sektor manufaktur.

"Dari apa yang kami dengar, krisis ini kemungkinan akan lebih parah untuk industri manufaktur daripada Covid," kata Rolle.

Menurut lembaga ekonomi IWH, sekitar 718 entitas Jerman menjadi bangkrut pada bulan Agustus, melonjak 26 persen dari tahun sebelumnya. Angka itu diperkirakan akan tetap di sekitar 25 persen pada bulan September dan naik menjadi 33 persen pada bulan Oktober.

Untuk itu, industri kertas Jerman saat ini telah meminta Pemerintah Olaf Scholz untuk memberlakukan batas harga energi, mengklaim itu adalah satu-satunya hal yang dapat menghentikan kebangkrutan.

"Saya tidak berpikir gelombang kebangkrutan dapat dihentikan kecuali kita memiliki batas (harga energi)," kata Volker Jung, direktur pelaksana Hakle kepada FT.

Wakil Presiden Asosiasi Industri Kertas Martin Krengel mengatakan prioritas utama saat ini adalah untuk memastikan bahwa masyarakat dipasok dengan komoditas penting ini.

Harga di Jerman, serta di sebagian besar Uni Eropa, telah meroket selama beberapa bulan sekarang. Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) melaporkan minggu ini bahwa harga energi di negara itu telah melonjak sekitar 139 persen selama 12 bulan terakhir, sementara harga listrik melonjak 174,9 persen.

Para ekonom telah memperingatkan bahwa ekonomi sedang menuju resesi karena tahun depan PDB Jerman diperkirakan turun 0,7 persen.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya