Berita

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah/Net

Dunia

Lima Poin Konsensus Gagal, Menlu Malaysia: ASEAN Harus Tinjau Ulang

SELASA, 20 SEPTEMBER 2022 | 10:09 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

ASEAN perlu meninjau ulang lima poin konsensus yang telah disepakati untuk menyelesaikan krisis Myanmar, namun gagal diimplementasikan oleh junta.

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan evaluasi perlu dilakukan sebelum KTT ASEAN pada November mendatang.

"Antara sekarang hingga KTT ASEAN November nanti, ASEAN harus mengkaji secara serius apakah lima poin konsesnsus itu masih relevan, dan apakah harus diganti dengan yang lebih baik," kata Saifuddin di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB di New York pada Senin (19/9), seperti dimuat Reuters.

"Pada saat kita bertemu di bulan November, kita harus mengajukan pertanyaan sulit itu dan harus memiliki jawabannya," lanjutnya.

Abdullah juga mengatakan dia berharap Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang tidak akan mengecewakan rakyat Myanmar.

Dewan Keamanan PBB sedang mempertimbangkan sebuah resolusi rancangan Inggris, yang diedarkan pada Jumat (16/9), yang akan menuntut diakhirinya semua kekerasan di Myanmar, mendesak segera diakhirinya transfer senjata ke Myanmar dan mengancam sanksi-sanksi PBB.

Dewan juga akan meminta junta Myanmar untuk membebaskan semua tahanan politik, termasuk Suu Kyi, menerapkan rencana perdamaian ASEAN dan memungkinkan transisi demokrasi.

Namun, Dewan telah lama terpecah di Myanmar dengan para diplomat mengatakan China dan Rusia kemungkinan akan melindungi junta dari tindakan keras apa pun dan negosiasi mengenai rancangan resolusi Inggris kemungkinan akan memakan waktu.

Untuk diadopsi, resolusi Dewan Keamanan membutuhkan setidaknya sembilan suara mendukung dan tidak ada veto oleh Rusia, Cina, Amerika Serikat, Prancis atau Inggris.

Myanmar berada dalam krisis sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih pemimpin Aung San Suu Kyi pada Februari tahun lalu. ASEAN telah memimpin upaya perdamaian.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya