Berita

Lumba-lumba Baiji yang hidup di Sungai Yangtze/Net

Dunia

Dampak Perubahan Iklim, China Kehilangan "Dewi Yangtze"

SENIN, 19 SEPTEMBER 2022 | 14:38 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Perubahan iklim ditambah penangkapan secara berlebihan membuat lumba-lumba Baiji yang hidup di Sungai Yangtze berada di ambang kepunahan.

Dikenal sebagai "Dewi Yangtze", lumba-lumba Baiji diklaim sebagai yang tercantik dan terunik yang pernah ada di sungai tersebut. Kepercayaan setempat menyebut mereka yang melihat lumba-lumba ini akan mendapat keberuntungan dan perlindungan.

Spesies ini telah lahir selama lebih dari puluhan juta tahun di Sungai Yangtze. Namun selama penelitian lebih dari dua dekade terakhir, para ahli telah menyatakan kepunahan Baiji.


"Kepunahannya lebih dari sekadar tragedi. Itu adalah hilangnya keanekaragaman sungai yang sangat besar dalam hal betapa uniknya sungai itu, dan akan meninggalkan lubang besar bagi ekosistem," kata ahli zoologi dari Inggris, Samuel Turvey, seperti dimuat CNN, Minggu (18/9).

Para ahli telah menyatakan keprihatinan serius bahwa spesies hewan dan tumbuhan asli Yangtze yang langka lainnya kemungkinan akan mengalami nasib serupa dengan lumba-lumba Baiji, karena memburuknya perubahan iklim yang memicu cuaca ekstrem.

Kini ratusan satwa liar dan spesies tumbuhan yang dilindungi yang hidup di dalam dan sekitar sungai mulai terancam. Di antara yang berisiko tinggi menuju kepunahan adalah salamander raksasa Cina, salah satu amfibi terbesar di dunia.

“Meskipun mereka adalah spesies yang dilindungi, salamander telah lama menghadapi ancaman seperti perburuan, hilangnya habitat, dan polusi, tetapi ketika ditambah dengan perubahan iklim, peluang mereka untuk bertahan hidup menjadi sangat tipis,” ujar Turvey.

Sementara itu, Hua, seorang ahli ekologi konservasi, menyerukan kesadaran publik serta menghimbau upaya yang lebih besar untuk dapat melestarikan spesies-spesies lain yang masih hidup di sungai ini bersama-sama.

“Yangtze adalah sungai terpanjang di China dan (seluruh) Asia dan telah lama menjadi tempat lahirnya peradaban. Terlepas dari ancaman dan kerugian konservasi yang parah selama bertahun-tahun, masih ada banyak keanekaragaman hayati yang harus dilestarikan di dalam dan di sepanjang Sungai Yangtze,” pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya