Berita

Komunitas Uighur di Austria gelar demo/Net

Dunia

Lockdown China Picu Kelaparan di Turkistan Timur, Uighur Austria Gelar Demo

JUMAT, 16 SEPTEMBER 2022 | 09:15 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Komunitas Uighur di Austria melakukan aksi unjuk rasa untuk memprotes kebijakan lockown Covid-19  China yang menyebabkan maraknya insiden kelaparan masal pada keturunan Uighur dan Turki di wilayah rentan.

Dengan dalih pengendalian pandemi Covid-19, China terpaksa melakukan penguncian pada beberapa wilayah yang memiliki kasus terbanyak, salah satunya di Timur Turkistan dekat Xinjiang, tempat tinggal etnis Uighur.

Seperti dimuat ANI News pada Kamis (15/9), warga Uighur yang berada di wilayah tersebut, dijaga ketat oleh pasukan milliter dan tidak dapat pergi kemana pun, selain di dalam rumah tanpa makanan bahkan bantuan medis sekali pun.


Sebagai bentuk solidaritas etnis, beberapa komuntas Uighur di Wina melakukan protes di sepanjang jalan Christian Broda Platz ke Heldenplatz dengan membawa foto-foto orang Uighur yang dibunuh oleh pemerintah China.

Mereka mengangkat slogan-slogan dan menentang pelanggaran HAM serta tindakan genosida oleh Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa.

"Pemerintah China, dengan dalih penguncian Covid-19, menjebak penduduk di rumah mereka  dan meninggalkan mereka dalam kelaparan hingga mati," kata presiden diaspora Uighur di Austria, Mevlan Dilshat.

Seluruh penduduk Turkistan Timur menderita kelaparan setelah dikurung di rumah mereka selama berminggu-minggu.

Melalui ratusan video viral yang diunggah di media sosial, terlihat orang-orang Uighur memohon kepada pemerintah China untuk membiarkan mereka keluar agar dapat memberikan makan dan obat pada anak-anak mereka yang sakit serta kelaparan.

Aktivis Uighur menuduh Partai Komunis China sekarang menggunakan cara baru ini untuk memusnahkan ras Uighur tetapi tak ada satu pun negara  atau organisasi internasional lain yang bertindak.

Menurut laporan kemanusiaan, sejak 2014 lalu, presiden China, Xi Jinping telah menerapkan kebijakan lebih dari satu juta Muslim (mayoritas Uighur) di kamp-kamp interniran tanpa proses hukum apa pun.

Namun hingga kini, China secara terbuka terus menyangkal telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan Genosida di Xinjiang.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya