Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Hapus Stigma di Masyarakat, WHO Siapkan Nama Baru untuk Cacar Monyet

RABU, 17 AGUSTUS 2022 | 21:23 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah mencari nama baru untuk virus monkeypox atau cacar monyet untuk menghindari stigmatisasi di masyarakat.

Pekan lalu, jurubicara WHO Fadela Chaib meminta masyarakat untuk turut andil dengan memberikan saran nama baru untuk monkeypox.

"Sangat penting bagi kita menemukan nama baru untuk cacar monyet karena ini adalah praktik terbaik untuk tidak membuat stigmatisasi terhadap kelompok etnis, wilayah, negara, hewan, dan lain-lain," ujarnya.

Dimuat Reuters pada Selasa (16/8), WHO telah mengantongi beberapa nama pengganti.

Salah satu nama yang diajukan diantaranya ialah "Poxy McPoxface" yang diajukan oleh seseorang bernama Andrew Yi. Istilah tersebut mengacu pada "Boaty McBoatface", nama kapal penelitian di Inggris yang juga didapatkan dari jajak pendapat masyarakat.

Selain itu terdapat saran nama "TRUMPP-22" yang tampaknya merujuk pada mantan Presiden AS Donald Trump yang menggunakan istilah kontroversial "virus China" untuk virus corona.

Meski begitu, penulisnya mengatakan TRUMP-22 merupakan singkatan dari Toxic Rash of Unrecognized Mysterious Provenance of 2022 atau Ruam Beracun dari Asal Misterius yang Tidak Dikenal Tahun 2022.

Saran terakhir adalah MPOX, nama yang paling populer dibandingkan yang lain. Nama ini diajukan oleh direktur organisasi kesehatan pria REZO, Samuel Miriello, dengan menghilangkan "monkey" di depannya.

"Ketika Anda menghapus gambar monyet, orang tampaknya lebih cepat memahami bahwa ada keadaan darurat yang perlu ditanggapi dengan serius," ujar Miriello.

Akibat penamaan monkeypox, beberapa primata di Brasil menjadi bulan-bulanan. Laporan menunjukkan terjadi peningkatan serangan fisik, termasuk pelemparan batu hingga racun, pada monyet-monyet di Brasil.

Sementara itu, WHO mengatakan akan berhati-hati dalam memilih nama pengganti dan tidak akan memilih nama yang konyol untuk virus tersebut.

WHO menerangkan akan memutuskan nama-nama yang diajukan berdasarkan validitas ilmiah, penerimaan, serta pengucapan, dan melihat apakah nama itu dapat digunakan dalam beberapa bahasa yang berbeda.

Pemberian nama baru untuk penyakit yang ada merupakan tanggung jawab WHO di bawah Klasifikasi Penyakit Internasional dan Keluarga Klasifikasi Terkait Kesehatan Internasional WHO (WHO-FIC).

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

UPDATE

Nasdem Usung 6 Kadernya Bertarung di Pilkada

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:59

Mantan Bupati Probolinggo akan Didakwa Kasus TPPU Rp256 Miliar

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:50

Pesawat Airbus AS Berisi 149 Penumpang Terbakar Saat Lepas Landas

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:50

DPR Minta Kapolri Ungkap Pelaku Utama Kasus Vina Cirebon

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:40

Demokrat: Aksesibilitas Kunci Bobby Nasution Bangun Sumut

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:33

Pertamina Siapkan Strategi untuk Capai Komunitas Ekonomi ASEAN

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:30

Indonesia Sambut Baik Keputusan Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Palestina

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:21

Besok, Ahmad Sahroni Diperiksa Pengadilan Tipikor

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:20

Ketua KPU Manggarai Barat Dipecat Imbas Kasus Pelecehan ke Pegawai

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:17

Irjen Dedi Raih Rekor MURI Perwira Tinggi Polri Penulis Buku Terbanyak

Selasa, 28 Mei 2024 | 17:08

Selengkapnya