Berita

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta/Net

Politik

Anis Ingin Survei Potensi Resesi dari Bloomberg Disikapi Positif dan Kritis

SENIN, 18 JULI 2022 | 17:23 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Hasil survei Bloomberg tentang kemungkinan terjadinya resesi di sejumlah negara Asia Pasifik tidak boleh dianggap sebelah mata. Survei, riset, pemeringkatan, dari dalam dan luar negeri, perlu disikapi secara positif dan kritis.

Begitu kata Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta lewat akun Twitter pribadinya, Senin (18/7).

Positif, yang dimaksud Anies Matta adalah mengapresiasi kerja-kerja ilmu pengetahuan. Sementara kritis berarti membaca secara jernih tentang metode penelitian dan asumsi ilmiah yang digunakan.


”Survei ini merupakan pengumpulan pendapat para ekonom yang kemudian dikontruksi melalui modeling tertentu. Artinya, angka berapa pun yang dihasilkan merupakan hasil persepsi dan analisis ahli ekonomi,” ujarnya.

Adapun yang dihitung adalah kemungkinan terjadinya resesi di suatu negara. Resesi sendiri memiliki arti adanya pertumbuhan negatif dalam dua kuartal berturut-turut.

“Jadi, survei Bloomberg tersebut mengukur persepsi para ekonom terhadap kemungkinan terjadinya pertumbuhan negatif dalam dua periode berturut-turut di sejumlah negara. Perhatikan,” tegasnya.

Dalam survei ini, Indonesia disebut memiliki probabilitas mengalami resesi 3 persen. Artinya, ada faktor risiko tapi juga ada faktor kekuatan yang membuat probabilitasnya kecil. Terutama dibanding negara-negara seperti Sri Lanka, bahkan Korea Selatan dan Jepang.

Analisa yang beragam harus dipetik pelajaran dan menjadi bahan wacana publik. Sehingga bisa diambil kebijakan oleh pemerintah. Khususnya untuk menjawab apakah basis pertumbuhan ekonomi Indonesia rendah memang akan rendah.

“Sehingga pertumbuhan sekecil apa pun akan dicatat sebagai pertumbuhan positif, atau yang disebut low base effect? Silakan pemerintah, ekonom, dan ahli kebijakan mendiskusikannya untuk kebaikan,” harap mantan Presiden PKS itu.

Namun demikian, pada akhirnya pertumbuhan ekonomi yang nyata harus terasa dan tampak dari raut wajah rakyat sehari-hari. Sementara raut wajah rakyat hari ini muram karena kenaikan harga bahan pokok, sulitnya lapangan pekerjaan, dan jurang kesenjangan yang menganga.

“Sebaiknya energi kita difokuskan untuk menyelsaikan masalah hajat hidup rakyat yang sebenarnya. Menurunkan harga barang pokok, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menutup jurang kesenjangan ekonomi dan sosial,” tutupnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya