Berita

Warga Sri Lanka rela mengantre berjam-jam untuk membeli bahan bakar yang langka/Net

Dunia

Negara Kehabisan Uang Picu Kemarahan Warga, Kenapa Sri Lanka Bisa Bangkrut?

MINGGU, 10 JULI 2022 | 11:41 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kemarahan ribuan pengunjuk rasa yang menyerbu kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo pada Sabtu (9/7) dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi parah, bahkan terburuk yang dialami Sri Lanka dalam tujuh dekade ini.

Pada akhir bulan lalu, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan Sri Lanka telah bangkrut karena kehabisan uang untuk membayar pasokan makanan dan bahan bakar.  

Dikutip dari Associated Press, pemerintah Sri Lanka memiliki utang sebesar 51 miliar dolar AS. Namun mereka tidak dapat membayar bunga atas pinjaman tersebut, apalagi mengurangi jumlah yang dipinjam.


Menurut data resmi, mata uang Sri Lanka jatuh hingga 80 persen, membuat biaya impor menjadi lebih mahal serta memperburuk inflasi yang sudah tidak terkendali. Sementara harga pangan naik mencapai 57 persen.

Saat ini, Sri Lanka sudah tidak mampu untuk mengimpor susu, tisu toilet, dan gas.

Krisis yang dialami Sri Lanka merupakan akumulasi dari banyak faktor. Korupsi menjadi salah satunya.

Korupsi yang menjamur di Sri Lanka membuat Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia cukup sangsi untuk memberikan bantuan kepada pemerintah, lantaran khawatir salah kelola.

Selama ini, Sri Lanka cukup mengandalkan pendapatan dari pariwisata. Tetapi serangan teror di gereja selama Paskah yang menewaskan 260 orang membuat sektor tersebut mati suri. Situasi diperburuk dengan adanya pandemi Covid-19.

Sebelum itu, Sri Lanka sendiri sudah memiliki banyak utang luar negeri untuk membiayai proyek infrastrukturnya, termasuk dari China.

Tahun ini, Sri Lanka sudah menangguhkan pembayaran utang senilai 7 miliar dolar AS yang sudah jatuh tempo. Sementara ada 25 miliar dolar AS lainnya yang harus dilunasi tahun 2026.

Kebijakan pemerintah juga dinilai menambah masalah baru. Seperti ketika memotong pajak besar-besaran yang membuat pendapatan turun. Kemudian pada April 2021, pemerintah melarang impor pupuk kimia yang membuat petani merugi.

Kondisi yang terseok-seok ini kemudian dihantam dengan dampak perang di Ukraina, yang mendorong harga pangan dan minyak meroket.

Sebagai upaya menangani krisis, Sri Lanka meminta bantuan India. Namun Wickremesinghe memperingatkan agar tidak mengharapkan India dalam hal ini.

Alih-alih, Sri Lanka hanya bisa menggantungkan harapan terakhir pada IMF. Sementara negosiasi IMF membutuhkan waktu panjang karena berbagai persyaratan dan kondisi.

Di samping itu, Sri Lanka juga telah meminta lebih banyak bantuan dari China. Pemerintah lain seperti AS, Jepang, dan Australia telah memberikan dukungan beberapa ratus juta dolar.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya