Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Kebocoran Database Terbesar dalam Sejarah, Satu Miliar Data Pribadi Penduduk China Diretas

JUMAT, 08 JULI 2022 | 06:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

China dihebohkan dengan berita kebocoran database terbesar dalam sejarah dengan hampir satu miliar data pribadi online diretas selama lebih dari setahun.

Kehebohan ini bermula dari seorang peretas yang mengaku telah mendapatkan bocoran kumpulan data pribadi satu miliar penduduk China dari polisi Shanghai. Data pribadi itu berisi nama, alamat, nomor ponsel, nomor ID, tempat tanggal lahir, catatan hukum dan perselisihan lainnya.

Dalam sebuah posting di forum peretasan online Breach Forums minggu lalu, pengguna yang menggunakan akun "ChinaDan" menawarkan untuk menjual hampir 24 terabyte (24 TB) data termasuk apa yang mereka klaim sebagai informasi tentang 1 miliar orang dan "beberapa miliar catatan kasus" untuk 10 Bitcoin, bernilai sekitar 200.000 dolar AS, seperti dikutip dari Zee5.


Jika apa yang dikatakan peretas itu benar, maka ini adalah peretasan besar, bahkan menjadi yang terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.

Kasus kebocoran data itu akhirnya memicu diskusi di platform media sosial China seperti Weibo. Namun kemudian, Weibo mencoba melakukan sensor dan memblokir pencarian kata kunci "kebocoran data Shanghai".

Kendra Schaefer, kepala penelitian kebijakan teknologi di konsultan Trivium China yang berbasis di Beijing, mengatakan ia sendiri meragukan rumor yang berkembang itu. Dalam sebuah posting ia menulis; "sulit untuk menguraikan kebenaran dari rumor".

Jika materi yang diklaim peretas berasal dari Kementerian Keamanan Publik, itu akan sangat buruk.

"Yang paling jelas itu akan menjadi salah satu pelanggaran terbesar dan terburuk dalam sejarah," katanya.

Peretas itu juga mengklaim database tanpa jaminan telah di-host oleh Alibaba Cloud, anak perusahaan raksasa e-commerce China Alibaba.

Alibaba mengatakan mereka akan menyelidiki rumor tersebut.

Chester Wisniewski, ilmuwan peneliti utama di perusahaan keamanan siber Sophos, mengatakan bahwa pelanggaran itu berpotensi sangat memalukan bagi pemerintah China, dan kerugian politik mungkin akan lebih besar daripada kerusakan pada orang-orang yang datanya bocor.

Ramainya berita peretas yang menghebohkan jagat maya China itu datang ketika Beijing berjanji untuk meningkatkan perlindungan privasi data pengguna online. Pemerintah  menginstruksikan raksasa teknologinya untuk memastikan penyimpanan data yang lebih aman.

China adalah rumah bagi 1,4 miliar orang, yang berarti pelanggaran data berpotensi mempengaruhi lebih dari 70 persen populasi.

Data pribadi yang tidak aman, yang terekspos melalui kebocoran dan pelanggaran, adalah masalah yang semakin umum dihadapi oleh perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia. Pakar keamanan siber pun mengatakan bahwa bukan hal yang aneh untuk menemukan database yang dibiarkan terbuka untuk akses publik.

Para peneliti keamanan siber mengatakan, kebocoran data terbaru sangat mengkhawatirkan bukan hanya karena jumlahnya yang terbesar, tetapi juga karena itu adalah informasi sensitif dan sangat pribadi yang semestinya dilindungi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya