Berita

Kanselir Jerman Olaf Scholz/Net

Dunia

Berhasil Kurangi Ketergantungan Minyak dan Gas Rusia, Jerman Mantap Deklarasikan UE Hentikan Pasokan pada Akhir 2022

SELASA, 03 MEI 2022 | 06:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Uni Eropa kembali menegaskan keputusannya bahwa mereka akan menghentikan ketergantungannya terhadap bahan bakar dari Rusia.

Dalam sebuah wawancara dengan The Indian Express, Senin (2/5), Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, Uni Eropa (UE) akan menghentikan impor batubara Rusia pada musim panas ini. UE akan menghapus minyak Rusia secara bertahap hingga akhir 2022.

"Kami sekarang menerapkan kebijakan yang sangat ambisius untuk mengurangi ketergantungan kami pada impor bahan bakar fosil dari Rusia. Kami akan menghentikan impor batu bara Rusia musim panas ini, kami akan menghapus minyak Rusia hingga akhir tahun dan akan mengurangi gas. impor dari Rusia parah," kata Scholz.


Menurutnya, Uni Eropa telah mengadopsi sanksi bersama dengan mitra transatlantik yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Federasi Rusia.

"Banyak negara telah bergabung dengan sanksi ini, bahkan jika ini berarti biaya ekonomi untuk diri kita sendiri," katanya lagi.

Perang yang diciptakan Rusia ke Ukraina memiliki konsekuensi yang parah, termasuk bagi ekonomi global. Salah satunya adalah mengganggu pasokan gandum dan ketahanan pangan di seluruh dunia.

"Rusia telah menghancurkan rumah-rumah, mata pencaharian dan kehidupan orang Ukraina," kata Scholz, menambahkan bahwa Rusia harus dihukum atas perbuatannya itu, dan meminta Putin untuk segera mengakhiri perang.

"Jerman, sebagai presiden G7, mendukung mitra kami dalam mengurangi dampak perang Rusia terhadap ketahanan pangan global," ujar Scholz.

Jerman telah mengubah narasinya dari yang sebelumnya ragu-ragu untuk melepaskan ketergantungannya terhadap minyak dan gas Rusia. Ini semua terkait dengan keberhasilan negara itu baru-baru ini dalam menemukan pemasok energi alternatif.

Menurut Kementerian Ekonomi dan Perlindungan Iklim Jerman, ketergantungan negara itu pada minyak Rusia telah menurun dari sekitar 35 pada tahun 2021 menjadi 12 pada 1 April lalu. Untuk gas Rusia, turun dari 55 persen menjadi sekitar 35 persen.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya