Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Media China: Lamanya Perang Rusia-Ukraina Tergantung Amerika dan NATO

KAMIS, 21 APRIL 2022 | 06:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Aliran bantuan senjata ke Kiev menjadi salah satu faktor penyebab yang akan membuat perang atara Ukraina dan Rusia berlangsung lama. Pihak yang paling bertanggung jawab atas hal ini adalah Amerika Serikat dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).

Dalam catatan editorialnya baru-baru ini, outlet berita yang dikelola pemerintah China, Global Times, bahkan menuduh AS dan NATO menyemangati Ukraina untuk berperang bahkan hingga 10 tahun.

“Berapa lama konflik akan berlangsung; berapa banyak rudal yang dapat digunakan Ukraina; dan seberapa besar kemampuan yang dimiliki negara untuk terus memerangi Rusia, itu semua tergantung pada berapa banyak lagi senjata yang akan dipasok oleh AS dan NATO ke Ukraina," tulis Global Times.


Penerbitan editorial tersebut datang hanya tak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa bangsanya dapat terus berjuang melawan Rusia hingga satu dekade.

"Kami ingin membebaskan negara kami, mengambil kembali milik kami. Kami dapat melawan Federasi Rusia selama 10 tahun untuk mengambil milik kami. Kami dapat menempuh jalan seperti itu," kata Zelensky melalui seorang penerjemah dalam wawancara baru-baru ini dengan CNN.

Selama wawancara, Zelensky juga mengajukan permohonan kepada AS dan negara-negara Barat lainnya untuk lebih banyak peralatan militer.

"Untuk berperang sebagai satu, perlu ada peralatan hari ini atau besok, tidak dalam dua atau tiga bulan. Beberapa negara tidak menawarkan bantuan. Mereka dapat mengirim jutaan, tetapi kami masih dapat kehilangan negara kami," katanya.

Menanggapi komentar Zelensky, Global Times juga mempertanyakan kesediaan Uni Eropa untuk menyaksikan perang 10 tahun di benuanya sendiri.

"Bayangkan apa yang akan terjadi di Eropa: Ini akan berubah menjadi dekade yang berdarah," tulis Global Times .

"Pada saat itu, Eropa, yang terjerat dalam perang, akan sepenuhnya kehilangan otonomi keamanannya dan menjadi sepenuhnya bergantung pada payung AS. Eropa harus menghadapi krisis 10 tahun energi, pangan, pengungsi, dan inflasi. Gejolak sosial akan muncul ke permukaan," lanjutnya.

Media China melanjutkan untuk lebih mengkritik AS, mengatakan bahwa negara tersebut telah mengambil keuntungan dari perang di Ukraina untuk menguasai Eropa, menyatukan NATO, mendaratkan pukulan di Rusia dan mungkin akan mengumpulkan lebih banyak lagi. kekuatan untuk menahan China di masa depan.

Di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina, China telah menyerukan perdamaian antara kedua negara.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya