Berita

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melkiades Laka Lena/Net

Politik

Komisi IX DPR: Terawan Harusnya Diapresiasi Bukan Disanksi

SELASA, 29 MARET 2022 | 17:44 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pimpinan Komisi IX DPR RI menyayangkan sikap Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang memecat mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto melalui keputusan Muktamar Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI XXXI di Aceh.

Terawan yang pernah melakukan sejumlah inovasi dalam dunia kedokteran sudah seharusnya diapresiasi, bukan malah mendapat sanksi.

"Harusnya kita berikan apresiasi bukan memberikan sanksi (kepada Terawan), apalagi dalam bentuk pemecatan oleh MKEK IDI ini," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melkiades Laka Lena, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/3).


Selain itu, Melki juga menyesalkan sikap IDI yang menilai Terawan melanggar kode etik karena mempromosikan metode digital subtraction angiography (DSA) atau yang lebih dikenal dengan terapi ‘cuci otak'.

Menurutnya, dalam konteks kesehatan yang utama adalah bagaimana bisa memastikan bahwa pelayanan kesehatan itu prioritas bagi masyarakat. Baik dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan maupun dalam mengobati penyakitnya.

"Sehingga yang menjadi konsideran atau alasan-alasan yang membuat kode DSA cuci otaknya Pak Terawan itu dianggap tidak memenuhi kaidah keilmuan," ucap politikus Golkar itu.

DSA sendiri, sepengetahuan Melki, sudah puluhan ribuan orang yang terbantu dan sudah ada di berbagai RS di Tanah Air.

"Jadi artinya, sudah digunakan dibuktikan dan dirasakan manfaatnya. Demikian pula Vaksin Nusantara, sudah banyak orang yang juga dan dirasakan manfaatnya," tambahnya.

"Nah tentu hal-hal semacam ini harus betul-betul kita apresiasi dan jangan sampai justru malah dipakai untuk menjadi alasan untuk memecat Pak Terawan karena faktor-faktor yang sekali lagi masih bisa dikomunikasikan antara MKEK IDI dan dokter Terawan," demikian Melki.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya