Berita

Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira/Net

Politik

Visinya Tak Cocok dengan Arab Saudi, Lobi-lobi LBP untuk Investasi IKN Diprediksi Sia-sia

SELASA, 29 MARET 2022 | 17:01 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Lobi-lobi pemerintah kepada negara tetangga untuk menyukseskan megaproyek Ibukota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur diperkirakan akan menemui jalan buntu.

Indikasi ini sudah terlihat saat Softbank memilih cabut dari proyek strategis nasional (PSN) ini. Langkah Softbank ini dikabarkan bakal diikuti dua konsorsium meninggalkan proyek IKN.

Melihat hal ini, Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira menilai, kepastian tidak didapat para investor dalam proyek IKN Nusantara. Imbasnya Softbank memilih mundur dari rencana investasi.


Bahkan menurutnya, dua konsorsium yang berencana mundur bakal memperkuat persepsi investor terhadap tata kelola perekonomian Indonesia yang tidak sematang negara tetangga Malaysia.

Sehingga, dia melihat lobi-lobi yang dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dengan Arab Saudi akan sia-sia, apabila pemerintah tidak memiliki proposal teknis yang memberikan jaminan bagi penduduk IKN nanti bisa hidup sejahtera dalam jangka waktu yang panjang.

"Ya memang sah-sah saja pemerintah mencoba penawaran proyek IKN dengan Arab Saudi misalnya. Tapi beberapa faktor bisa menjadi hambatan utama," ujar Bhima kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/3).

Dalam pengamatan Bhima, salah satu faktor penghambat investor dari Arab Saudi untuk masuk ke dalam proyek IKN adalah visi pembangunan IKN Nusantara yang tidak selaras.

"IKN tidak cocok dengan visi Saudi, apalagi dalam proses pembebasan lahan IKN rentan konflik dengan keberlanjutan lingkungan hidup," tuturnya.

Bhima menjelaskan, visi Arab Saudi dalam setiap investasinya yakni memperhatikan sejumlah hal. Di antaranya green energy, teknologi, dan pertanian.

Salah satu bukti minimnya kemungkinan Arab Saudi menjadi investor IKN adalah berkuranganya porsi investasi Arab Saudi di Indonesia, dan justru beralih ke negara tetangga.

"Porsi investasi asal Arab Saudi sejauh ini sangat kecil dan cenderung turun dalam 10 tahun terakhir. Arab Saudi lebih tertarik dengan Malaysia, karena instrumen keuangannya relatif lebih lengkap dibandingkan Indonesia, khususnya instrumen syariah," demikian Bhima.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya