Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Georgia Tolak Seruan Kiev Membuka 'Front Kedua' untuk Melawan Rusia

SENIN, 28 MARET 2022 | 09:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pembentukan "front kedua" diyakini mampu menjadi solusi bagi Ukraina untuk mengalahkan serangan yang datang dari Rusia.

Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Alexey Danilov mengatakan,  jika konflik baru antara Rusia dan pihak ketiga pecah, ini akan memberikan dukungan berkualitas ke Ukraina yang mencoba menangkis invasi yang sedang berlangsung.  

Ia kemudian menyasar kepada Georgia yang sejauh ini mengambil sikap netral.


"Georgia bisa menjadi salah satu pihak yang mencoba menyerang Rusia saat sedang sibuk di Ukraina," saran Danilov, seperti dikutip dari RT, Senin (28/3).

Sarannya itu nampaknya lebih berupa kritikan atas sikap netral Tbilisi.

Pemerintah Georgia telah abstain untuk menjatuhkan sanksi anti-Rusia, dengan alasan bahwa langkah seperti itu hanya akan merugikan ekonomi negara itu sendiri.

“Secara halus, Georgia mengambil sikap tidak tepat," kata Danilov.

Seruan Danilov, yang dikenal suka berperang, mendapat sambutan dingin di Georgia, dan banyak politisi dengan tegas menolak gagasan semacam itu.  

Seorang anggota parlemen dari Partai Impian Georgia yang berkuasa dan kepala komite urusan luar negeri parlemen Georgia, Nikoloz Samharadze, bahkan menyatakan tidak menyangka pernyataan seperti itu dapat dibuat oleh seorang pejabat senior seperti Danilov.

“Saya harap ini tidak benar. Apakah Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina meminta Georgia dan lainnya, untuk meninggalkan kebijakan pemulihan damai integritas teritorial mereka?  Membuka front kedua untuk menghancurkan kota dan desa kita, sehingga perempuan dan anak-anak Georgia juga mati?"  Samkharadze bertanya-tanya dalam sebuah posting media sosial.

Apakah ini benar?" ulangnya.

Sentimen serupa diungkapkan oleh anggota parlemen lain dari Partai Impian Georgia, Mikhail Sardzhveladze, yang mengatakan bahwa memicu lebih banyak konflik tidak akan membantu atau melegakan Ukraina.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya