Berita

Ratna Sarumpaet dalam peluncuran biografi "Aku Bukan Politisi" di Museum Benyamin Sueb, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis malam (24/3)./RMOL

Politik

Ratna Sarumpaet: Jangan Ada Lagi Cebong dan Kampret

JUMAT, 25 MARET 2022 | 04:55 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang diberkahi Tuhan Yang Maha Esa dengan kekayaan melimpah. Dengan kekayaan yang melimpah itu, semestinya Indonesia memiliki masa depan yang juga cerah. Ini hanya bisa terjadi bila pertengkaran seperti antara "cebong" dan "kampret" dihentikan.

Begitu pesan yang disampaikan aktivis Ratna Sarumpaet saat memberikan sambutan pada peluncuran buku "Aku Bukan Politikus" yang diterbitkan oleh Booknesia. Peluncuran buku ini diselenggarakan secara hybrid dari Cagar Budaya Taman Benyamin Sueb, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis malam (24/3).

Di awal sambutannya, Ratna mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta dalam peluncuran buku "Aku Bukan Politikus" yang ditulisnya saat berada di dalam tahanan dalam perkara penyebaran berita bohong atau hoax penganiayaan.


"Buku "Aku Bukan Politikus" saya tulis di tahanan. Ketika saya tulis seperti meredam kemarahan. Begitu kepala saya berputar ke levisi di sel dan melihat keributan pilpres saat itu, saya seperti mau mati," ujar Ratna seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Kamis malam (24/3).

Ratna mengatakan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang diberkahi Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki catatan emas sejarah.

"Negeri ini kayanya luar biasa. Internasional iri melihat betapa kayanya kita. Indonesia lahir, mengikuti kulturnya sendiri. Indonesia menyusun filosofinya, ideologinya juga, mengikuti perjalanan hidupnya, perjuangan-perjuangannya dan kulturnya. Itulah Indonesia," papar Ratna.

Pancasila dan UUD 1945, kata Ratna, tidak datang kebetulan begitu saja. Melainkan bekal yang diberikan oleh Allah SWT agar menjadi sebuah negara yang bersatu, bersaudara, saling merangkul, berbeda tetapi bersama.

Akan tetapi, Indonesia yang indah serta sebaik dan kuatnya filosofi dan ideologi konstitusinya, bisa hancur.

"Kita hancur pelan-pelan, konstitusi kita dilanggar oleh yang membuat sendiri pelan-pelan. Di zaman Order Baru juga dirusak," tutur Ratna.

Ratna menyebut bahwa rezim internasional bekerjasama dengan antek-anteknya di MPR dan mempersiapkan cara merusak konstitusi dengan mengamandemen UUD 1945.

"Jadi enggak usah, enggak usah marah-marah sama si A, si B, si calon A, si calon B. Sebab siapapun yang akan jadi presiden di republik ini, kalau kita tidak kembali ke dalam UUD '45, kita akan hancur," terang Ratna.

"Jangan kita mengatakan tidak ada cara kembali ke UUD 1945. Kalau kita semua bersatu, kalau kita semua berdamai, tidak seperti orang Gilang sekarang. Ada cebong, ada kampret," jelas Ratna.

"Maksud saya, mari kita mulai berpikir, tidak lagi bertengkar, tetapi mencoba, mensiasati, mencoba mencari cara bagaimana caranya supaya kita bisa duduk bersama, bicara tentang nasib bangsa kita ini," sambungnya.

Indonesia saat ini, lanjut Ratna, dianggap telah miskin. Sehingga, harus melakukan pembenahan. Apalagi, rakyat Indonesia merupakan kedaulatan tertinggi di negara Indonesia yang tidak boleh takut dengan segelintir oligarki dan elit.

"Ini yang harus kita pelajari cari bagaimana kita akan membenahi bangsa ini. Saya minta dengan sangat-sangat satu kali lagi, bersatulah. Jangan hanya saling memaki, saling meneriaki, enggak ada gunanya. Karena menurut saya, menurut pendapat saya seyakin-yakinnya, siapapun akan menjadi presiden republik ini, kalau sistemnya masih sistem amandemen, negara ini akan ambles, habis, hilang," pungkas Ratna.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya