Aktivis muda Muhammadiyah, Khoirul Abidin/RMOL
Sikap Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri yang memenuhi panggilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) diapresiasi oleh aktivis muda Muhammadiyah, Khoirul Abidin.
Pria yang disapa Cak Abid ini memberikan apresiasi dan dukungan terhadap Densus 88 yang penuhi panggilan Komnas HAM untuk menjelaskan kejadian penembakan tersangka teroris Sunardi (SU) yang diduga terlibat jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) dan penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
"Secara objektif kami mengapresiasi kedatangan Densus 88 yang justru datang sebelum Komnas HAM membuat surat panggilan, hal tersebut menunjukan sikap keterbukaan Densus 88 atas data-data dan fakta di lapangan yang sangat detail terkait tewasnya SU di Sukoharjo," ujar pria yang juga Ketua Umum (Ketum) DPP Pergerakan Milenial Nusantara (Permana) ini kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/3).
Cak Abid menilai, dibentuknya Densus 88 untuk menangani dan memberantas berbagai aksi teror di Indonesia, membuat masyarakat bisa tahu dan mendapatkan penjelasan secara transparan berdasarkan fakta atas kronologi kejadian penembakan.
"Selain itu, Densus 88 bisa memberikan klarifikasi dengan penjelasan terbuka pada publik agar dapat menunjukkan bahwa Densus 88 Antiteror Polri sangat berkomitmen terhadap penegakan HAM di Indonesia," kata Cak Abid.
Cak Abid yang juga Mahasiswa Pascasarjana ITB Ahmad Dahlan Jakarta ini memberikan penghargaan dan dukungan terhadap Densus 88 yang transparan menunjukkan berbagai bukti-bukti dan rekaman CCTV disekitar lokasi saat penangkapan kepada Komnas HAM.
Sikap Densus 88 tersebut dianggap menjawab berbagai framing negatif terkait penembakan tersangka teroris bisa dijelaskan dengan baik dan jelas.
"Langkah Densus 88 Antiteror untuk memberikan semua data secara transparan kepada Komnas HAM dinilai sudah tepat, sehingga berbagai asumsi miring atau spekulasi terkait penembakan bisa diakhiri," pungkas Cak Abid.