Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres/Net
PBB mengutuk langkah Rusia yang mengakui dua wilayah separatis Ukraina timur sebagai wilayah merdeka.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pernyataannya di situs resmi PBB menegaskan bahwa apa yang dilakukan Moskow telah melanggar kedaulatan Kiev.
Kritik keras Guterres muncul menyusul laporan bahwa pasukan Rusia telah bergerak ke Ukraina sebagai 'Pasukan Perdamaian' yang disebut-sebut Barat itu hanyalah 'akal-akalan' Rusia untuk mulai menginvasi Ukraina.
Guterres menyebut krisis yang terjadi saat ini sebagai ujian bagi organisasi global. Ia terpaksa mempercepat kepulangannya dari jadwal kunjungan ke Afrika karena krisis yang terjadi saat ini.
Keputusannya untuk kembali ke New York datang tak lama setelah Rusia mengumumkan bahwa Presiden Vladimir Putin akan mengakui wilayah pemberontak Ukraina sebagai wilayah merdeka.
Akibatnya, Guterres membatalkan perjalanan yang direncanakan untuk hari Senin ke Republik Demokratik Kongo.
"Seperti yang Anda ketahui, saya telah mempersingkat kunjungan ke luar negeri, termasuk pertemuan puncak para pemimpin Afrika yang sangat penting, untuk bergegas kembali ke markas besar PBB. Dunia kita sedang menghadapi krisis perdamaian dan keamanan global terbesar dalam beberapa tahun terakhir, sepanjang masa jabatan saya sebagai Sekretaris Jenderal," katanya dalam pernyataannya pada Selasa (22/2).
Ia mengungkapkan ketegangan di Ukraina sama sekali tidak pernah ia harapkan dan ia merasa sangat terganggu dengan perkembangan terakhir mengenai Ukraina.
"Saya terutama prihatin atas keselamatan dan kesejahteraan semua orang yang telah menderita begitu banyak kematian, kehancuran, dan pengungsian," katanya. '
"Ini juga merupakan pukulan mematikan bagi Perjanjian Minsk yang disahkan oleh Dewan Keamanan," tambahnya.
Ia kemudian memuji pencapaian operasi Penjaga Perdamaian PBB di mana begitu banyak Helm Biru telah mengorbankan hidup mereka untuk melindungi warga sipil di dareh konflik.
"Ketika pasukan dari satu negara memasuki wilayah negara lain tanpa persetujuannya, mereka bukanlah penjaga perdamaian yang tidak memihak. Mereka sama sekali bukan penjaga perdamaian," katanya, merujuk pada pasukan Rusia yang saat ini telah bergerak ke Ukraina dan menyebut diri mereka Penjaga Perdamaian.
Ia pun menyatakan solidaritasnya dan mendukung rakyat Ukraina melalui operasi kemanusiaan dan upaya hak asasi manusia. Ia juga menyerukan gencatan senjata segera dan penegakan kembali supremasi hukum.
"Seperti yang saya katakan, ini adalah waktu yang tepat untuk de-eskalasi. Ini adalah waktu yang tepat untuk kembali ke dialog dan negosiasi. Saya pikir krisis saat ini pada akhirnya akan sangat merugikan Ukraina dan Federasi Rusia," tutupnya.