Berita

Perdana Menteri India, Narendra Modi/Net

Dunia

Imam Shamsi Ali: Sejak Modi Berkuasa, India Berubah dari Demokrasi Menjadi 'Demo-Crazy' dan Munafik

RABU, 23 FEBRUARI 2022 | 12:32 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekerasan dan pelecehan terhadap warga Muslim semakin meningkat di India dalam beberapa tahun belakangan.

Negara yang dahulu dikenal sebagai negara yang mengusung demokrasi dan mempunyai keragaman budaya, perlahan bergeser menjadi negara yang senang menyerang dan berlaku sewenang-wenang.

Menjelang pemilu majelis di lima negara bagian, beberapa peristiwa memprihatinkan yang mendiskriminasikan warga Muslim semakin terlihat jelas. Setelah pelarangan menggunakan hijab di sekolah-sekolah, laporan media lokal menyebutkan adanya serangan terhadap warga Muslim yang berdagang sapi.

Serangan terkait Muslim yang mengkonsumsi dan berdagang sapi sebenarnya sudah lama terdengar.

Sebuah laporan Human Rights Watch (HRW) pada 2019 mengatakan bahwa tindakan main hakim sendiri antara kelompok perlindungan sapi dengan para pedagang sapi meningkat. Padahal India adalah pengekspor daging sapi terbesar di dunia.

Laporan dari BBC pada 2018 menyebutkan bahwa seorang pedagang Muslim, Alimuddin Ansari, 55 tahun, dipukuli hingga tewas oleh para pria karena mengangkut daging sapi.

Serentetan serangan terhadap pedagang daging Muslim dalam beberapa tahun terakhir meningkat, namun baru kasus Alimuddin yang diperkarakan.

Umat ​​Hindu menganggap sapi suci dan membunuh mereka adalah ilegal di beberapa negara bagian. Namun, tindakan itu menunjukan kekerasan di India sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Terkait tindakan kekerasan dan diskriminasi Muslim di India, Presiden Nusantara Foundation dan Imam/Direktur Jamaica Muslim Center Imam Shamsi Ali mengungkapkan bahwa India saat ini bukan lagi sebagai negara yang memegang toleransi beragam seperti yang pernah terjadi di masa-masa lalu.

Menurutnya, pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi sangat diskriminatif terhadap warga Muslim.

“India dikenal menjadi salah satu demokrasi terbesar bersama Amerika Serikat dan Indonesia. Tapi sejak Modi dan partai politiknya yang radikal, BJP, mengambil kekuasaan, India berubah dari demokrasi jadi ‘demo-crazy’ dan ‘kemunafikan’,” paparnya dalam sebuah postingan di akun media sosialnya.

"Sejak Modi dan partai radikal BJP berkuasa India berubah dari Demokrasi menjadi Negara penuh kegilaan dan kemunafikan. Itu salah satu kata-kata yang disampaikan di pawai kami, menentang represi India pada Muslim, termasuk upaya mereka melarang hijab di sekolah-sekolah dan universitas-universitas,” tulisnya.

"India adalah pengekspor daging sapi terbesar di dunia, termasuk ke McDonald, tetapi membantai Saudara dan Saudari Muslim karena mereka mengkonsumsi daging sapi, sebuah kemunafikan!' katanya pada saat menggelar protest atas ketidakadilan Pemerintah India terhadap warga muslim di negara tersebut di New York, Senin (21/2).

Di artikelnya pada media Muslim Community, Imam Shamsi Ali mengatakan, "Modi India mengklaim menghormati kebebasan beragama. Tapi BJP mendukung radikal Hindu yang menghancurkan masjid Ayodhia yang bersejarah beberapa tahun lalu. Dan sekarang ingin melarang saudara kita memakai hijab ketika masuk sekolah dan universitas."

Semua yang telah kita lihat dalam beberapa tahun terakhir sejak BJP berkuasa hingga sekarang, adalah tentang diskriminasi, kekerasan, dan serangan brutal, terutama pada komunitas Muslim di negara itu, katanya dalam artikel tersebut.

"Modi dan BJP-nya memiliki rencana untuk melenyapkan semua minoritas, khususnya Muslim, untuk menjadikan India sebagai negara Hindu murni," katanya

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya