Berita

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson/Net

Dunia

Kecam Langkah Kremlin, Inggris Panggil Dubes Rusia dan Bekukan Aset Trio Milyarder Sahabat Dekat Putin

RABU, 23 FEBRUARI 2022 | 11:07 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Inggris tidak hentinya melakukan berbagai tindakan kepada Rusia sebagai tanggapan atas pernyataan Kremlin yang mengakui kedaulatan Donetsk dan Luhansk, dua wilayah yang dikuasai separatis dan memisahkan diri dari Ukraina.

Pada Selasa (22/2) waktu setempat, Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris, memanggil Duta Besar Rusia Andrey Kelin untuk meminta klarifikasi lebih dalam lagi atas langkah yang dilakukan negara itu yang telah merusak integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina.

"Kami telah memanggil Duta Besar hari ini untuk menekankan bahwa tindakan seperti itu merupakan pelanggaran hukum internasional," isi pernyataan Kantor Luar Negeri, seperti dikutip dari Euro News.

Inggris menegaskan kembali komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap kedaulatan, integritas teritorial, dan kemerdekaan Ukraina, dan meminta dengan tegas agar Rusia segera menarik semua kekuatan militernya, lanjut pernyataan itu.

"Kami menjelaskan kepada Duta Besar Rusia bahwa Rusia akan membayar harga atas tindakannya melalui sanksi lebih lanjut jika tidak menarik pasukannya," kata Kementerian Luar Negeri.

Pemerintah Inggris telah menjatuhkan sanksi keras terhadap Rusia, yang menargetkan lima bank Rusia dan tiga oligarki super kaya dari Rusia.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada House of Commons bahwa sanksi itu adalah "tahap pertama" tindakan dalam menanggapi pasukan Rusia yang bergerak ke dua wilayah separatis Ukraina.

Sanksi tersebut menargetkan Rossiya, IS Bank, General Bank, Promsvyazbank dan Black Sea Bank, serta miliarder yang diduga memiliki hubungan erat dengan Putin yaitu Gennady Timchenko, Boris Rotenberg dan Igor Rotenberg.

"Aset apa pun yang mereka miliki di Inggris akan dibekukan, individu yang bersangkutan akan dilarang bepergian ke sini, dan kami akan melarang semua individu dan entitas Inggris untuk berurusan dengan mereka," kata Johnson kepada Parlemen.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya