Pemimpin Oposisi Tasmania, Anthony Albanese/Net
Sejumlah negara, termasuk Australia ikut menyesalkan dan mengutuk keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk sebagai wilayah independen.
Selain menandatangani dekrit yang menyatakan bahwa dua wilayah pro-Moskow itu sebagai negara merdeka, Putin juga telah memerintahkan pengiriman pasukan ke bagian-bagian yang dikuasai separatis di Ukraina timur dalam apa yang disebut Kremlin sebagai misi "penjaga perdamaian".
Menanggapi itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Selasa (22/2) mendesak agar Rusia menarik mundur pasukan mereka dari dua wilayah tersebut.
Morrison juga menggambarkan bahwa keputusan pengiriman pasukan ke wilayah separatis yang didukung Moskow dengan dalih untuk menjaga perdamaian sebagai sebuah "omong kosong".
"Itu harus mundur tanpa syarat di belakang perbatasannya sendiri dan berhenti mengancam tetangganya," kata Morrison tentang langkah itu, seperti dikutip dari
9News.
Tidak jelas apakah gerakan pasukan Rusia itu menandai awal dari invasi ke Ukraina yang telah diperingatkan oleh para pemimpin Barat selama berminggu-minggu.
"Itu tidak bisa diterima, tidak diprovokasi, tidak beralasan," kata Morrison.
Selain PM Morrison, kecaman juga datang dari Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne.
Ia mengatakan Pemerintah Australia berkoordinasi erat dengan AS, Inggris, Uni Eropa dan pemerintah lain di seluruh dunia untuk memastikan akan ada konsekuensi besar yabg harus dibayar Rusia jika benar-benar menginvasi Ukraina.
"Bersama dengan mitra kami, kami siap untuk mengumumkan sanksi cepat dan berat yang akan menargetkan individu dan entitas penting Rusia yang bertanggung jawab untuk merusak kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina," katanya.
Pemimpin Oposisi Anthony Albanese juga mengutuk tindakan Putin dan mendesak Rusia untuk menghormati kedaulatan Ukraina.
"Kami mengutuk pengakuan sepihak Rusia atas wilayah yang memisahkan diri di Ukraina," kata Albanese dari Tasmania, negara bagian di Australia.
“Kami menghormati kedaulatan Ukraina. Rusia juga harus melakukan itu, sesuai dengan hukum internasional," katanya.
Albanese juga meminta negara-negara lain, termasuk China untuk bergabung dalam mengutuk tindakan Rusia.
"Kami juga berpikir bahwa China dan negara-negara lain perlu berbicara untuk mendukung kedaulatan Ukraina," katanya.
Mantan PM Australia Kevin Rudd juga ikut mengecam Moskow.
"Invasi Rusia ke Ukraina adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional yang menuntut kecaman universal oleh semua orang, termasuk China," tulisnya di Twitter.
"Menghormati integritas perbatasan negara adalah aksioma bagi tatanan global," ujarnya.