Berita

Pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) Denis Pushilin dan Leonid Pasechnik/Net

Dunia

Pemimpin Separatis: Demi Cegah Kematian Massal, Saya Minta Anda Mengakui Kedaulatan Republik Luhansk

SELASA, 22 FEBRUARI 2022 | 05:54 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Donetsk dan Luhansk menuntut agar Rusia mengakui kemerdekaan mereka, menyusul ketegangan yang meningkat di wilayah Ukraina timur.

Konflik di Ukraina Timur semakin meruncing menyusul peristiwa penembakan yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Pasukan Ukraina dan pasukan separatis di Donetsk dan Luhansk masing-masing saling adu klaim sebagai pihak yang dirugikan atas penembakan di beberapa wilayah di Donbas.

Menghindari korban semakin bertambah, pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) Denis Pushilin dan Leonid Pasechnik, meminta Presiden Vladimir Putin untuk mengakui kemerdekaan republik.


"Atas nama seluruh rakyat DPR, kami meminta Anda untuk mengakui Republik Rakyat Donetsk sebagai negara yang merdeka, demokratis, dan sosial, berdasarkan supremasi hukum," kata Pushilin, saat menemui Putin di Kremlin, Senin (21/2).

Begitu juga dengan pemimpin LPR, Leonid Pasechnik. Ia meminta Putin mengabulkan permintaan mereka sebelum konflik meluas.

"Dengan tujuan mencegah kematian massal di antara penduduk sipil, di antarannya ada sekitar 300.000 warga Rusia, saya meminta Anda untuk mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Republik Rakyat Luhansk," ujar Pasechnik.

Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, otoritas Lugansk dan Donetsk segera mengumumkan proses evakuasi penduduk yang dibantu oleh pasukan Rusia ketika ketegangan meningkat menjadi adu tembak.

Selain tuntutan pengakuan kemerdekaan, kedua pemimpin berharap bisa dilakukan penandatanganan perjanjian persahabatan dan kerja sama dengan Rusia, termasuk kerja sama militer.

Menanggapi permohonan kedua pemimpin separatis itu, Putin mengatakan bahwa Rusia melakukan yang terbaik sejak awal untuk menyelesaikan perselisihan antara Kiev dan Donbass secara damai.

“Sejak Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk didirikan, konfrontasi dimulai antara rezim Kiev dan orang-orang yang tinggal di wilayah itu," kata Putin.

"Saya ingin menyoroti bahwa Rusia telah melakukan yang terbaik sejak awal hingga menyelesaikan semua perselisihan yang muncul dengan cara damai, dan dengan metode damai," tutup Putin sambil menandatangani dektrit pengakuan DPR dan LPR.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya