Berita

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson/Net

Dunia

Hidup Bersama Covid, Inggris Cabut Aturan Wajib Isolasi Bagi Mereka yang Terinfeksi

SENIN, 21 FEBRUARI 2022 | 08:44 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Inggris berencana mencabut aturan wajib isolasi mandiri bagi orang-orang yang terinfeksi Covid-19 mulai pekan depan.

Pencabutan wajib isolasi secara hukum merupakan bagian dari rencana pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson untuk "hidup bersama Covid".

"Kami telah mencapai tahap di mana kami pikir Anda dapat mengalihkan keseimbangan dari mandat negara, jauh dari melarang tindakan tertentu, memaksa tindakan tertentu, demi mendorong tanggung jawab pribadi," ujar Johnson dalam sebuah wawancara dengan BBC pada Minggu (20/2).


Johnson diperkirakan akan memberikan paparan rincian rencana tersebut di hadapan parlemen pada Senin (21/2).

Namun, Global News melaporkan, rencana Johnson mendapatkan penolakan dari sejumlah penasihat ilmiah pemerintah yang khawatir langkah tersebut berisiko dan memicu lonjakan infeksi dan memunculkan varian baru yang lebih ganas

"Johnson menyatakan kemenangan sebelum perang usai," kata jurubicara bidang kesehatan partai oposisi, Wes Streeting.

Di samping itu, publik Inggris juga dikejutkan dengan terinfeksinya Ratu Elizabeth II pada Minggu. Meski Istana Buckingham menyebut ratu 95 tahun itu hanya mengalami gejala ringan seperti pilek.

Sejak Januari, pemerintahan konservatif Johnson telah mencabut sebagian besar pembatasan Covid-19, termasuk menghapus paspor vaksin hingga mencabut aturan wajib masker.

Sekarang pemerintah konservatif mengatakan akan menghapus semua peraturan Covis domestik yang tersisa yang membatasi kebebasan publik sebagai bagian dari "beralih dari intervensi pemerintah ke tanggung jawab pribadi".

Persyaratan hukum untuk mengisolasi setidaknya selama lima hari setelah tes positif Covid-19 akan diganti dengan tindakan imbauan.

“Covid tidak akan tiba-tiba hilang, dan kita perlu belajar untuk hidup dengan virus ini dan terus melindungi diri kita sendiri tanpa membatasi kebebasan kita,” kata Johnson.

Selain itu, para ilmuwan juga memperingatkan agar tidak membatalkan tes virus corona cepat gratis, yang telah didistribusikan jutaan orang selama pandemi. Pejabat kesehatan mengatakan pengujian massal telah memainkan peran penting dalam memperlambat penyebaran virus.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya