Berita

Bantuan kesehatan untuk warga Yaman/Net

Dunia

Perang Terus Berkecamuk, Delapan Juta Warga Yaman Bisa Kehilangan Bantuan Bulan Depan

RABU, 16 FEBRUARI 2022 | 23:09 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sebanyak delapan juta warga Yaman kemungkinan akan kehilangan semua bantuan kemanusiaan pada bulan Maret mendatang, kecuali dana mendesak dikirimkan.

Begitu peringatan yang dikeluarkan oleh Utusan khusus PBB Hans Grundberg dan kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths di hadapan Dewan Keamanan PBB pada awal pekan ini.

Peringatan ini dikeluarkan saat eskalasi perang jangka panjang kembali terjadi di Yaman dan telah menyebabkan korban sipil tertinggi dalam setidaknya tiga tahun terakhir.

Mereka menjelaskan bahwa pada Januari lalu saja, Yaman telah melihat hampir dua pertiga dari program bantuan utama PBB dikurangi atau ditutup, sementara zona pertempuran telah berlipat ganda.

Negara itu telah jatuh ke peperangan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar utara negara itu, termasuk ibu kota, Sanaa. Situasi tersebut memaksa presiden untuk pertama-tama melarikan diri ke selatan dan kemudian ke Arab Saudi.

Kemudian koalisi militer pimpinan Saudi memasuki perang pada Maret 2015 dan didukung oleh Amerika Serikat dengan tujuan mengembalikan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan.

Kemudian koalisi militer pimpinan Saudi memasuki perang pada Maret 2015 dan didukung oleh Amerika Serikat dengan tujuan mengembalikan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan.

Dalam laporan terbarunya, Grundberg mengatakan bahwa serangan udara koalisi terhadap fasilitas penahanan di Saada yang dikuasai Houthi bulan lalu adalah insiden korban sipil terburuk dalam tiga tahun terakhir.

Dia mengaku khawatir akan meningkatnya serangan udara di Yaman, termasuk di daerah pemukiman di Sanaa. dan daerah pelabuhan Hodeidah.

Sementara itu, sambungnya, serangan baru-baru ini yang dilakukan oleh Houthi di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sesama anggota koalisi, menunjukkan bagaimana konflik ini berisiko lepas kendali kecuali upaya serius segera dilakukan oleh pihak-pihak Yaman, kawasan dan komunitas internasional untuk mengakhirinya.

Menurut data PBB, seperti dikabarkan Al Jazeera (Rabu (16/2), lebih dari 650 warga sipil tewas atau terluka pada Januari lalu akibat serangan udara, penembakan, tembakan senjata ringan, dan kekerasan lainnya.

PBB telah lama memperingatkan bahwa perang di Yaman telah menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, tetapi Griffiths memperingatkan bahwa lembaga bantuan dengan cepat kehabisan uang, memaksa mereka untuk memangkas program penyelamatan jiwa.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya