Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pengamat Beijing: Amerika Berniat Menjebak China dalam Krisis Rusia-Ukraina

SENIN, 14 FEBRUARI 2022 | 14:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pernyataan AS dan Australia baru-baru ini agar China tidak tinggal diam menyikapi ketegangan antara Rusia dan Ukraina mendapat tanggapan dari sejumlah analis di Beijing.

Para pengamat mengatakan negara-negara tersebut sengaja ingin menarik China ke dalam krisis demi merusak hubungan Beijing-Moskow.

Dalam pernyataannya pada Minggu (12/2), Perdana Menteri Australia Scott Morrison sempat menyindir sikap China yang mengkritik pertemuan Quad yang diwakili para menteri luar negeri Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan India, di Melbourne pekan lalu.
"Pemerintah China dengan senang hati mengkritik Australia, namun tetap diam terhadap pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina," kata Morrison.

Sindiran Morrison datang setelah Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyerukan hal serupa.

"Kami berharap China akan berperan dalam mendorong Rusia untuk melakukan hal yang benar," kata Greenfield pada Kamis.

Analis China mengatakan upaya itu jelas, karena Washington ingin membuat jebakan bagi China: jika China melakukan apa yang mereka katakan berdasarkan informasi mereka tentang invasi Rusia, maka hubungan China-Rusia akan dirugikan, tetapi jika China tidak bertindak, mereka dapat menuduh China tidak peduli.

Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun segera menanggapi pernyataan AS di akun Twitter-nya pada hari Kamis bahwa "Pesan kami konsisten dan jelas: Selesaikan perbedaan apa pun melalui diplomasi. Berhentilah meningkatkan ketegangan. Masalah keamanan Rusia yang sah harus ditangani secara serius."

Yang Jin, seorang rekan peneliti di Institut Studi Rusia, Eropa Timur dan Asia Tengah di Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan bahwa "Tuduhan Australia benar-benar omong kosong. Pernyataan Zhang membuktikan bahwa China tidak tetap tinggal diam."

"China bukan aktor utama dalam krisis, dan jika ada yang bisa dilakukan China untuk menengahi, pihak terkait perlu membawa negosiasi ke Dewan Keamanan PBB, namun sepertinya AS dan NATO tidak ingin menyelesaikan masalah. melalui platform PBB tetapi lebih suka berbicara dengan Rusia secara langsung," kata Yang.

"Jadi bagaimana mereka bisa mengharapkan China untuk terlibat dalam masalah seperti itu secara mendalam?" ujarnya.

Jin mengatakan China tidak perlu menganggap serius pernyataan pejabat AS atau Australia, karena mereka hanya ingin menimbulkan masalah bagi hubungan China-Rusia.

"China perlu terus mencermati, menentang tindakan apa pun untuk meningkatkan ketegangan dengan menyebarkan ketakutan melalui disinformasi, dan mendesak pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah melalui diplomasi," ujarnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya