Perusahaan teknologi asal China kembali dituduh melakukan pencurian rahasia dagang Amerika. Tuduhan tersebut dirilis Departemen Kehakiman AS (DOJ) pada Senin (7/2) waktu setempat.
DOJ menuduh Hytera, produsen teknologi radio China, berkonspirasi dengan mantan karyawan Motorola untuk mencuri teknologi "radio seluler digital" (DMR) dari perusahaan yang berbasis di Chicago. Dugaan konspirasi berlangsung dari 2007 hingga 2020.
Menurut dokumen pengadilan, Motorola Solutions mengembangkan teknologi DMR melalui penelitian dan desain selama bertahun-tahun.
Motorola Solutions memasarkan dan menjual radio, yang kadang-kadang disebut sebagai 'walkie-talkie,' di Amerika Serikat dan di tempat lain. Surat dakwaan menuduh bahwa (Hytera) merekrut dan mempekerjakan karyawan Motorola Solutions dan mengarahkan mereka untuk mengambil informasi rahasia dagang dan hak milik dari Motorola tanpa izin.
Pernyataan itu lebih lanjut menjelaskan bahwa karyawan ini adalah seorang wajib militer saat masih dipekerjakan oleh Motorola.
Mereka diyakini telah mengakses informasi rahasia dari database internal perusahaan dan mengirim email kepada mereka, bersama dengan penjelasan tentang cara menerapkan teknologi, ke Hytera.
Rahasia dagang yang dicuri ini dikatakan digunakan untuk mempercepat pengembangan produk DMR Hytera, melatih karyawan Hytera, serta memasarkan dan menjual produk DMR Hytera ke seluruh dunia.
Hytera didakwa berkonspirasi untuk melakukan pencurian rahasia dagang, bersama dengan jumlah kepemilikan atau percobaan kepemilikan rahasia dagang curian.
"Beberapa orang lain termasuk dalam dakwaan, tetapi nama mereka saat ini tetap dirahasiakan," menurut DOJ, seperti dikutip dari
China Tech News.
Jika terbukti bersalah, Hytera dapat didenda pidana sebesar tiga kali lipat nilai rahasia dagang yang dicuri. Nilai ini akan dihitung di kemudian hari.
Berbasis di Shenzhen dan didirikan pada tahun 1993, Hytera adalah pemain utama dalam industri teknologi radio. Perusahaan ini menempati urutan kedua di dunia sebagai produsen produk terminal radio, menurut Asosiasi Radio Seluler Digital, dan juga merupakan pemasok utama Kementerian Keamanan Publik di negara asalnya.
Pada 2017, Hytera menggugat Motorola dengan alasan antimonopoli, menuduh perusahaan memonopoli pasar radio dua arah. Motorola meminta pada 2019 agar gugatan itu dibatalkan karena tidak memiliki pendirian.