Berita

Pakar kebijakan publik, Trubus Rahardiansyah/Net

Politik

Masalah Konsensi Tambang di IKN, Pakar: Malu, Bisa Jadi Kejelekan yang Akan Go International

SABTU, 29 JANUARI 2022 | 14:16 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Perluasan wilayah ibukota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur yang memakan lahan konsesi tambang disoal sejumlah pihak. Sebabnya, pemerintah dianggap tidak memiliki kebijakan yang matang untuk rencana besar ini.

"Bagaimana sebuah kebijakan sudah ditetapkan ternyata kebijakan itu tanpa satu perencanaan, satu kepastian dalam hal pelaksanaan itu sendiri," ujar pakar kebijakan publik, Trubus Rahardiansyah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (29/1).

Trubus memandang, sikap Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, yang menghubungi Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan Djalil, karena tidak memberikan data rinci perluasan wilayah IKN, adalah bentuk dari ketidakterbukaan antar kementerian/lembaga.

Bahkan, Trubus memandang realisasi dari pembangunan UU IKN ini bakal menimbulkan sejumlah masalah dalam prosesnya, karena masih ada persoalan pertanahan yang belum diselesaikan oleh pemerintah.

"Malu kalau ada investor yang merasa ditipu kalau ternyata ada tanah yang bermasalah, itu kejelekan yang akan go international. Itu merugikan pemerintah Indonesia sendiri, soal public trust," katanya.

Trubus pun mengaku heran dengan keputusan pemerintah yang terkesan ngotot memindahkan IKN ke Kaltim hanya dengan bermodalkan UU IKN yang belakangan juga menjadi polemik lantaran ada istilah Nusantara yang menjadi nama dari IKN itu sendiri.

"Persoalan public trust ini masyarakat sudah mulai mencurigai dan mempertanyakan urgensi pemindahan dan kenapa harus ngotot di sana, sementara masalah tanah dan lingkungan hidup belum disiapkan secara baik," tuturnya.

Ada kemungkinan muncul masalah baru, dan ini akan mengganggu proses kelancaran daripada target-target yang ditetapkan pemerintah soal IKN," demikian Trubus.

Populer

Permainan Jokowi Terbaca Prabowo dan Megawati

Selasa, 25 Februari 2025 | 18:01

Mengapa KPK Keukeuh Tidak Mau Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi?

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:02

Emak-emak Antarkan Tahanan "Jokowi dan Iriana" ke KPK

Rabu, 26 Februari 2025 | 16:17

KPK Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar di Kasus e-KTP

Rabu, 26 Februari 2025 | 17:59

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

KKMP: Copot Raffi Ahmad dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

Selasa, 25 Februari 2025 | 11:11

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Korupsi: Jalur Karier yang Paling Stabil dan Menguntungkan di Indonesia?

Jumat, 28 Februari 2025 | 11:26

Kampanye #RiseAndSpeak, Polri Dorong Keberanian Lapor Kekerasan dan Eksploitasi

Jumat, 28 Februari 2025 | 11:22

Dukung Pemerintah Operasi Pasar, Wakil Ketua DPR: Jaga Stabilitas Harga Pangan Saat Ramadan

Jumat, 28 Februari 2025 | 11:19

Jelang Ramadan, Harga Sayuran di Malaysia Stabil

Jumat, 28 Februari 2025 | 10:47

Eks PM Polandia Mateusz Morawiecki Terjerat Kasus Pelanggaran Pemilu 2020

Jumat, 28 Februari 2025 | 10:42

Ketersediaan Sembako Aman, PAN : Harga Naik Sedikit Itu Wajar

Jumat, 28 Februari 2025 | 10:27

Ada Pemantauan Hilal, Kunjungan ke Puncak Monas Tutup Lebih Cepat

Jumat, 28 Februari 2025 | 10:11

Jelang Akhir Pekan Harga Emas Antam Merosot Lagi

Jumat, 28 Februari 2025 | 10:06

Gempa 6,1 Magnitudo Guncang Nepal, Satu Napi Cedera

Jumat, 28 Februari 2025 | 10:04

Trump Cabut Izin Chevron di Venezuela, Harga Minyak Langsung Melejit

Jumat, 28 Februari 2025 | 09:42

Selengkapnya