Berita

Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus/Net

Politik

Deddy Sitorus: Bahan Bakar yang Dipakai Selama Ini Menyumbang Pencemaran Udara Tinggi

JUMAT, 24 DESEMBER 2021 | 16:14 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Indonesia harus mengikuti masyarakat global yang mulai meninggalkan bahan bakar dari sumber fosil demi menjaga standar mutu lingkungan.

Salah satunya dengan menghapus bahan bakar fosil dengan tingkat oktan rendah seperti Premium dan Pertalite.

Jika Indonesia tidak mengikuti global, maka akan kesulitan untuk menyesuaikan iklim global. Pasalnya, ke depan seluruh kendaraan akan menggunakan renewable energy guna mengantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan.


Begitu tegas anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus menanggapi rencana penghapusan Pertalite dan Premium pada tahun depan.

"Kita semua tahu bahwa bahan bakar fosil yang dipakai selama ini menyumbang pencemaran udara yang tinggi dan menyebabkan berbagai penyakit saluran pernafasan (ISPA), terutama di kota-kota besar,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/12).

Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan ini menambahkan, di seluruh dunia standar baku bahan bakar terus meningkat dan sudah bergerak ke arah kendaraan bertenaga listrik atau bahan baku nonfosil seperti biofuel.

"Jadi ini adalah kecenderungan global yang tidak dapat dihindarkan. Di sisi lain, penggunaan BBM jenis Premium dan Pertalite juga tidak sustain karena mengharuskan pemerintah dan Pertamina mengeluarkan biaya sangat besar yang dibakar percuma,” imbuhnya.

Dia mengatakan perubahan ini tidak serta merta, tetapi bertahap dan melalui proses prakondisi. Proses ini tidak akan terjadi dalam waktu singkat karena banyak hal yang harus disiapkan.

Prakondisi dan edukasi publik sangat diperlukan sehingga tidak menyebabkan gejolak sosial dan atau merugikan masyarakat.

“Tetapi kita memang tidak mungkin terus menerus menggunakan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan, berbiaya tinggi serta tertinggal dari segi teknologi,” tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya