Berita

Ketua Prodi S1 Fakultas Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Dr. Tato Sudiarto/Net

Politik

Diplomasi RI Saat Ini Terkesan Lembek Akibat Terafiliasi secara Ekonomi ke Negara Tertentu

RABU, 22 DESEMBER 2021 | 08:58 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Diplomasi RI pada zaman Menteri Luar Negeri Ali Alatas sangat kuat dalam prinsip bebas aktif yang teguh. Politik luar negeri Indonesia ketika itu punya peran yang berwibawa dan sangat dihormati, baik di lingkup ASEAN ataupun dunia internasional.

Begitu yang ditegaskan Ketua Prodi S1 Fakultas Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Dr Tatok Sudiarto, dalam acara diskusi virtual bertema "Evaluasi Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi RI", Selasa malam (21/12).

"Namun anehnya diplomasi RI saat ini terkesan lembek. Bisa jadi hal itu akibat Indonesia seperti telah terafiliasi atau menjadi subordinasi secara ekonomi maupun politik ke negara tertentu, khususnya China. Hal mana sebetulnya afiliasi ekonomi politk seperti ini sangat merugikan Indonesia,” papar Tatok.


Ia menambahkan, dalam hubungan ekonomi dengan China, Indonesia mengalami defisit besar. Hal ini memperlemah ekonomi nasional karena barang impor apapun bisa masuk. Mulai dari sampah, mainan anak, dan berbagai produk lainnya masuk ke Indonesia tanpa ada kebijakan proteksi.

"Pada saat ini terlihat Amerika Serikat (AS) berusaha untuk merebut Indonesia dari pengaruh China. Namun karena sepertinya telah terafiliasi, maka upaya AS tidak mudah. Menjadi agak sulit karena pengaruh China cukup kuat, karena afiliasi politik domestik berubah arah,” ucapnya.

Namun demikian, saat afiliasi Indonesia-China terlihat makin erat, muncul satu hal yang lucu. Yaitu saat China tiba-tiba saja memberi peringatan keras kepada Indonesia agar tidak lagi mengeksploitasi minyak laut lepas di blok Natuna.

"Padahal, blok Natuna adalah wilayah kedaulatan Indonesia. Respons Indonesia dalam hal ini lemah dan tidak terlihat tegas," terangnya.  

"Berdasarkan hal-hal di atas, menjadi penting untuk dievaluasi politik luarnegeri dan diplomasi Indonesia setahun terakhir, terutama dalam isu pembangunan, ekonomi, dan gender,” demikian Tatok Suadiarto.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Tinjau Pembangunan Jembatan

Senin, 08 Desember 2025 | 03:59

BP Taskin Siap jadi Garda Depan Pengentasan Kemiskinan Pascabencana Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 03:43

Ferry Irwandi Disentil Jangan Jadikan Bencana Ladang Sensasi dan Fitnah

Senin, 08 Desember 2025 | 03:23

Rencana Makam Pejabat Nakal dan OTW Banjir Hiasi Google Maps Gunung Slamet

Senin, 08 Desember 2025 | 02:57

Menguatkan Sistem Penanggulangan Bencana Indonesia

Senin, 08 Desember 2025 | 02:33

Bahaya Monasit di Skandal Timah Dibongkar, Nyali Kejagung Diuji

Senin, 08 Desember 2025 | 02:21

Narasi Ferry Irwandi Soal Bencana Sumatera Timbulkan Kepanikan Baru

Senin, 08 Desember 2025 | 02:12

BGN Ingatkan Kepala SPPG Jangan Ongkang Kaki Usai Peroleh Insentif

Senin, 08 Desember 2025 | 01:59

Prabowo Siap Cabut HGU Demi Huntara Warga Terdampak Bencana

Senin, 08 Desember 2025 | 01:42

KRI Bontang-907 Bawa 2 Ribu KL BBM Menuju Sibolga

Senin, 08 Desember 2025 | 01:30

Selengkapnya