Berita

Kapal Penjaga Pantai China/Net

Dunia

Tegaskan Klaim di Laut China Selatan, Beijing Aktif Retas Negara-negara ASEAN

MINGGU, 19 DESEMBER 2021 | 10:31 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China diduga secara aktif melakukan serangan siber terhadap negara-negara ASEAN yang berselisih dengan Beijing terkait klaim di Laut China Selatan.

Menurut Insikt Group yang dikutip Hong Kong Post, peretas China, yang kemungkinan disponsori negara, telah menargetkan organisasi pemerintah dan sektor swasta di seluruh Asia Tenggara, termasuk mereka yang terlibat erat dengan Beijing dalam proyek pembangunan infrastruktur.

Di antara negara-negara yang disebutkan adalah Thailand, Malaysia, Vietnam, Indonesia, Filipina, Kamboja, dan Laos.


"Perkembangan ini telah membuat negara-negara Asia Tenggara duduk dan merenungkan keamanan mereka. Haruskah mereka berjuang untuk alternatif China atau menaruh semua telur mereka dalam satu keranjang?" tulis Hong Kong Post.

Ini juga bukan pertama kalinya peretas China menargetkan institusi swasta dan pemerintahan di Asia Tenggara.

China disebut telah berulang kali menggunakan serangan siber untuk merusak kepentingan negara-negara tersebut, yang paling sering terkait dengan klaim di Laut China Selatan atau ketidakmampuan negara-negara tersebut memberikan sinyal lampu hijau atas proyek-proyek China.

"Ironisnya, jurang pemisah antara negara-negara Asia Tenggara dan China semakin melebar pada saat ekonomi Beijing mulai menyusut, populasi mulai beruban dan utang domestik membengkak hingga hampir 300 persen dari PDB," tambah laporan itu.

Baru-baru ini, Presiden Xi Jinping mengadakan pertemuan dengan para pemimpin negara-negara Asia Tenggara. Selama pertemuan, Xi menegaskan Beijing tidak akan mencari hegemoni atau memanfaatkan kekuatannya untuk menggertak negara-negara kecil.

Pada 22 November, China juga mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan ASEAN. Sementara Beijing dilaporkan telah meminta Indonesia menghentikan pengeboran minyak dan gas di Laut Natuna.

Menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di AS, sebanyak 300 kapal dari milisi maritim China, berpatroli di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan pada satu waktu.

"Lapisan kepercayaan apa pun yang ada di antara kedua belah pihak telah terkikis. Indonesia, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Vietnam sudah berjuang untuk kedaulatan atas Laut China Selatan dengan membelakangi tembok," demikian laporan tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya