Berita

Unit Kepolisian Terorisme (CTP) mengungkapkan laporan bahwa mereka telah menggagalkan tujuh serangan terorisme tahap akhir sejak awal pandemi Covid-19/Net

Dunia

Polisi Inggris Gagalkan Tujuh Rencana Terorisme "Matang" Selama Pandemi Covid-19

JUMAT, 10 DESEMBER 2021 | 09:22 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Ancaman terorisme tidak serta merta reda meski pandemi tengah melanda. Baru-baru ini, Unit Kepolisian Terorisme (CTP) Inggris mengungkapkan laporan bahwa mereka telah menggagalkan tujuh serangan terorisme "tahap akhir" sejak awal pandemi Covid-19.

CTP mengklaim telah menggagalkan total 32 insiden terorisme “tahap akhir” yang direncanakan sejak Maret 2017. Tujuh di antaranya terjadi setelah dimulainya pandemi.

Laporan yang sama menyebut, dari 32 kasus itu, sebagian besar dikaitkan dengan ekstremisme agama yakni berjumlah 18 kasus. Ada juga kasus terkait terorisme sayap kanan ekstrem yakni berjumlah 12 kasus. Selain itu ada juga kasus terorisme isu kiri/anarkis/tunggal yang berjumlah 2 kasus.

Koordinator Nasional Senior untuk CTP Dean Haydon mengakui bahwa Inggris baru-baru ini menderita dua serangan teror secara berurutan. Ia juga memperingatkan ancaman tempo tinggi dan berkelanjutan yang sedang berlangsung.

Oleh karena itu, ia menghimbau kepada masyarakat untuk berperan agar anak bangsa tidak menjadi radikal.

“Kami sangat prihatin bahwa anak-anak menjadi bagian yang meningkat dari penangkapan kami, tambahnya, seperti dikabarkan Russia Today.

Masih merujuk laporan CTP, meskipun tingkat penangkapan terkait terorisme secara keseluruhan sebenarnya telah menurun mengingat lockdown selama pandemi Covid-19 membuat sebagian besar publik Inggris berada di dalam ruangan, namun tercatat ada 25 anak ditahan sejak Maret 2020 sehubungan dengan pelanggaran terorisme.

Menurut laporan CTP, angka itu tetap merupakan jumlah terbesar anak-anak yang dipenjara dalam periode 12 bulan.

Belum jelas mengapa kasus penangkapan anak terkait terorisme meningkat, apakah ini terjadi karena lebih banyak investigasi anti-terorisme yang dilakukan terhadap anak di bawah 18 tahun atau apakah kelompok terorisme benar-benar menjadi lebih dari ancaman.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Jejak Digital Ungkap PDIP Dalang Revisi UU KPK

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:34

OMC di Jakarta Kurangi Curah Hujan hingga 60 Persen

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:16

Lagu "Bayar Bayar Bayar" Dilarang Semakin Terkenal

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:05

Bareng Ronny Talapessy, Ahmad Basarah Siap Jalani Tugas Jubir PDIP

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:44

Politikus Senayan Ramaikan Turnamen Golf HPN 2025

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:35

Tarif Tol Diskon 20 Persen Selama Mudik Lebaran

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:09

Kejati Sumsel Tak Serius Tangani Kasus Pemalsuan Dokumen RUPSLB BSB

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:40

Pramono Anung Dipuji Berani Bergabung di Retret

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:19

Wamenko Polkam Imbau THR Cair H-7 Lebaran, Termasuk Ojol

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:02

Operasi Pasar Digeber di 4 Ribu Titik

Selasa, 25 Februari 2025 | 00:36

Selengkapnya