Staf Ahli Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian Elen Setiadi pada acara Launching Ekon-Computer Security Incident Response Team (CSIRT)
Pandemi virus corona baru (Covid-19) saat ini telah mengakselerasi transformasi digital pada seluruh aspek kehidupan.
Efek pandemi telah memberikan efek pada aktivitas bekerja menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Bahkan, seperti menjadi tulang punggung dalam keseharian dan pekerjaan.
Demikian disampaikan Staf Ahli Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian Elen Setiadi pada acara Launching Tim Tanggap Insiden Siber Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau yang disebut Ekon-Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di Shangri-La Jakarta, Kamis (9/12).
Elen bicara mewakili Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.
Elen menjelaskan, dengan pemanfaatan TIK dapat menggantikan pertemuan fisik menjadi virtual. Pengoperasiannya yang melalui perangkat
smart phone dapat membuat pekerjaan efisien dalam durasi waktu yang singkat.
Dengan model virtual, kata Elen bisa menyelesaikan berbagai persoalan.
Menurut Elen, implementasi TIK mampu mentransformasikan seluruh proses bisnis layanan kepada publik menjadi lebih akuntabel dan transparan.
Dikatakan Elen, penerapan TIK pada pemerintahan yang terwujud dalam Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) menjadi sangat krusial untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel dan transparan.
Apalagi, kata Elen, Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa momentum pandemi harus digunakan dalam mewujudkan
digital goverment, digital economy, digital infrastructure dan
digital society.
Menjalankan arahan Jokowi, Elen menjelaskan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian turut berupaya berkontribusi dalam transformasi digital pemerintah.
"Saat ini sebagian besar kegiatan perkantoran sudah menggunakan berbasis IT, begitu juga layanan publik yang dilakukan dengan sesuai kebijakan di kantor Kemenko Perekonomian,†Elen Setiadi, Kamis (9/12).
Elen menjelaskan bahwa selama masa pandemi, program Kartu Prakerja telah menggunakan berbasis IT. Hal itu diterapkan mulai dengan pendaftaran, pemeriksaan, penetapan peserta.
Selain itu, sistem pelatihan juga dilakukan dengan menggunakan digital. Termasuk, semua pelatihan modul dengan menggunakan sistem dan diberikan insentif juga menggunakan digital.
“Ancaman keamanan siber merupakan tantangan bagi kita semua. Oleh karena itu, peningkatan pemanfaatan TIK di Kemenko perekonomian berdampak pada peningkatan risiko kerawanan dan gangguan keamanan siber,†ujar Elen Setiadi
Risiko tersebut, kata Elen, meliputi aspek operasional kerahasiaan, keutuhan dan ketersediaan data dan informasi. Sehingga berpotensi menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan pemerintah.
Dalam pandangan Elen, koordinasi dan kolaborasi antar Lembaga Pemerintah menjadi hal yang esensial dalam menghadapi tantangan tersebut.
Dengan demikian, Elen berpendapat, dukungan dan bimbingan BSSN sebagai instansi pemerintah yang menangani bidang Kemananan dan Perlindungan Siber Nasional sangat diperlukan.
Tujuannya, kata Elen, untuk mengkoordinasikan pembentukan, pembinaan dan mensinergikan Tim Tanggap Insiden Siber di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Ia pun berterima kasih atas penetapan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian oleh BSSN sebagai salah satu target instansi dalam program pembentukan CSIRT di tahun 2021.
"Dengan kerja dan komitmen bersama antara Kemenko Perekonomian dengan BSSN tentunya dapat meningkatkan pengelolaan keamanan siber di lingkungan Kemenko Perekonomian pada khususnya dan dapat meningkatkan manfaat lebih besar kepada masyarakat luas,†pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain, Plt Kepala Biro Perencanaan Hari Kristijo, Plt Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, BSSN, Marsekal Pertama TNI Budi R Leman.