Berita

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir/Net

Politik

Disindir Timses jadi Komisaris, Erick Thohir Serang Balik Orang Luar Masuk Kabinet

SENIN, 15 NOVEMBER 2021 | 10:12 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Menteri BUMN, Erick Thohir menyindir adanya orang-orang di luar pendukung Presiden Joko Widodo yang kini bergabung ke pemerintahan.

Sindiran tersebut disampaikan Erick saat disentil soal maraknya tim sukses pendukung Jokowi-Maruf yang kini menduduki jabatan penting di BUMN.

"Katakanlah Anda (Erick) enggak melanggar UU. Tapi etikanya bagaimana?" tanya Andy F Noya, pembawa acara Kick Andy kepada Erick seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (15/11).

Mendengar pertanyaan tersebut, Erick yang juga mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019 ini menyindir balik.

"Itu realita. Saya juga dulu ketua tim sukses jadi menteri, banyak sekarang juga figur-figur, mohon maaf yang memang tadinya di luar 'bukan menjadi bagian tim sukses kita' juga bergabung di pemerintahan," jelas Erick.

Oleh karenanya, yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini adalah sikap goong royong membantu pemerintahan Jokowi-Maruf, bukan lagi soal kubu-kubuan pendukung.

"Karena itulah, konteks pondasi bangsa kita bagaimana gotong royong saling momong, jadi kekuatan. Kalau di bangsa lain akhirnya apa? kontestan politik saling menuduh, saling memenjarakan," sambung Erick.

Jika meniru bangsa lain, kata Erick, maka Indonesia akan kehilangan orang-orang yang bagus. Perbedaan tersebut membuat Indonesia menjadi kuat.

"Perbedaan itu yang membuat kita kuat, selama ketika di dalam satu payung, itu menjadi sebuah kebersamaan. Enggak bisa ketika dalam satu payung masih berbeda," tegasnya.

Soal jabatan petinggi di BUMN, Erick Thohir menyarankan ke depan posisi komisaris diangkat selama tiga tahun. Sedangkan jabatan direksi selama lima tahun.

"Nah ini juga bagian dari apa, supaya nanti direksi ini ada juga bersinggungan dengan komisaris baru. Jadi check and balance terjadi," pungkas Erick.

Populer

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Hikmah Heboh Fufufafa

Minggu, 20 Oktober 2024 | 19:22

Begini Kata PKS Soal Tidak Ada Kader di Kabinet Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:45

Promosi Doktor Bahlil Lahadalia dan Kegaduhan Publik: Perspektif Co-Promotor

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:56

UPDATE

Dukungan untuk Palestina, PKS Harap Sugiono Lanjutkan Keberanian Retno Marsudi

Kamis, 24 Oktober 2024 | 12:03

Bayern Digulung Barca 1-4, Thomas Mueller: Skor yang Aneh!

Kamis, 24 Oktober 2024 | 11:50

Jokowi Masih Terima Kunjungan Menteri Toleransi UEA di Solo

Kamis, 24 Oktober 2024 | 11:33

Pembekalan Menteri Prabowo ke Akmil Magelang Bakal Solidkan Kerja Kabinet

Kamis, 24 Oktober 2024 | 11:17

1.270 Personel Gabungan Kawal Demo Buruh Perdana di Era Prabowo-Gibran

Kamis, 24 Oktober 2024 | 11:08

Kemlu Rusia Alami Serangan Siber di Tengah KTT BRICS

Kamis, 24 Oktober 2024 | 11:04

Menang 1-0 atas Kuwait, Tim U-17 Indonesia Buka Peluang Lolos

Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:52

SIS Olympics 2024 Momentum Satukan Keberagaman 3 Negara

Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:47

Bawaslu Berharap Mahasiswa dan Kampus Berkontribusi Majukan Demokrasi Indonesia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:45

Emas Antam Anjlok Goceng, Satu Gram Jadi Segini

Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:36

Selengkapnya