Berita

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan/Net

Politik

Pengamat: Erick Thohir dan Luhut Perlu Layangkan Hak Jawab Tepis Tuduhan Miring Bisnis PCR

KAMIS, 11 NOVEMBER 2021 | 10:21 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Isu bisnis tes PCR yang diduga melibatkan dua menteri Presiden Joko Widodo hingga kini masih menggelinding panas.

Dua menteri Jokowi, yakni Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir belakanan diisukan bisnis tes PCR terkait kepemilikan saham di PT Genomik Solidaritas Indonesia (PT GSI), salah satu pemain besar dalam penyediaan tes PCR dan antigen.

Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, Erick dan Luhut perlu menggunakan hak jawab atas pemberitaan yang mengaitkan keduanya dengan bisnis PCR jika merasa tidak bersalah.

"Jika ET (Erick Thohir) tak bersalah, kan dia punya hak jawab dan bisa laporkan Tempo (media yang melaporkan dugaan bisnis PCR),” ucap Ujang kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (11/11).

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini menambahkan, investigasi yang dilakukan media tersebut membeberkan dugaan keterlibatan Luhut dan Erick Thohir. Pihaknya baru mendapatkan informasi bahwa hal itu baru sampai di hilir, belum sampai di hulu.

"Tak ada asap jika tak ada api. Tak ada akibat jika tak ada sebab,” tandasnya.

Belakangan, kedua Menteri tersebut sudah melayangkan bantahannya yang disampaikan masing-masing jurubicara.

Jurubicara Menko Marves Jodi Mahardi mengklaim Menteri Luhut tidak pernah mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT GSI.

Pun demikian dengan Erick Thohir yang disampaikan oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Ia menjelaskan, isu yang menyebut Erick berbisnis tes PCR sangat tendensius.

Ia mengurai, PT GSI hingga saat ini hanya melakukan 700 ribu tes PCR, atau hanya sekitar 2,5 persen dari total tes PCR di Indonesia yang sudah mencapai 28,4 juta.

"Jadi kalau dikatakan bermain, lucu ya, 2,5 persen. Kalau mencapai 30 persen atau 50 persen itu okelah, bisa dikatakan GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5 persen," ujar Arya beberapa waktu lalu.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya