Berita

Presiden Joko Widodo dan Menko Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan/Net

Politik

Jokowi Akan Dianggap Pro Pengpeng Jika Tidak Pecat Menteri yang Diduga Bisnis PCR

JUMAT, 05 NOVEMBER 2021 | 07:58 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo dianggap pro pada pejabat penguasa yang menyambi sebagai pengusaha (Pengpeng) jika tidak berani memecat menteri yang terindikasi berbisnis PCR.

Sebab, bisnis yang dijalankan tersebut seolah memberi gambaran ke publik bahwa mereka memanfaatkan krisis kesehatan dan ekonomi rakyat Indonesia untuk meraup untung. Di satu sisi, mereka juga memiliki kewenangan untuk membuat aturan publik yang bisa membuat perusahaannya untung besar dalam bisnis PCR.

Begitu kata Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat pagi (5/11).


Saiful Anam tegas mengatakan bahwa menteri yang berbisnis PCR bisa merusak citra Presiden Jokowi.

Idealnya, setiap mereka yang dipilih untuk mengabdi pada jabatan publik merelakan untuk melepas bisnis dan afiliasinya. Jika tidak, maka akan terjadi benturan kepentingan antara kepentingan negara dengan kepentingan pribadi atau korporasi.

"Saya kira dengan terbukanya aib menteri yang terlibat dalam bisnis PCR ini, Jokowi harus mencopot para menteri tersebut," ujarnya.

Karena kalau tidak, kata Saiful, dapat memperburuk citra pemerintah yang seakan melegalkan anak buahnya berbisnis di tengah rakyat sedang kesulitan berjuang akibat wabah Covid-19.

"Ini soal ketegasan Jokowi kepada menteri yang dianggap terlibat dalam bisnis PCR. Kalau Jokowi diam saja, maka publik akan menilai Pemerintah justru lebih pro terhadap pengusaha yang juga sedang berkuasa," kata Saiful.

Untuk itu, sudah semestinya Jokowi menegur dan berani mencopot para menteri yang terlibat bisnis PCR, salah satunya adalah Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Apabila berani, mestinya Jokowi dapat mencopot menteri yang terlibat dalam bisnis ini," pungkas Saiful.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya