Berita

Dr. Ali An Sungeun (kiri) dalam diskusi yang digelar secara hybrid bertema "ASEAN-Korea Cooperation Onwards: Outlining ROK’s Advanced Policy in ASEAN", Selasa 2 November/RMOL

Politik

Cerita Ali An Sungeun tentang Prinsip dan Sifat Orang Korea yang Membuahkan Keajaiban

RABU, 03 NOVEMBER 2021 | 01:19 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Sudah sejak lama Indonesia dan Korea Selatan menjalin hubungan baik dan saling membantu di berbagai bidang. Generasi muda Indonesia dalam dekade belakangan ini semakin menggandrungi kebudayaan Korea.

Ada alasan yang kuat mengapa Korea yang sempat hancur pasca Perang Dunia Kedua bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan budaya. Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Dr. Ali An Sungeun, menjelaskan, hal itu dimungkinkan karena bangsa Korea memiliki karakteristik yang khas, antara lain pekerja keras yang berorientasi pada kemajuan.

Tema pembangunan dan kemajuan dimasukkan ke alam pikiran bangsa Korea sejak usia dini. Ia masih ingat, misalnya, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar di negeri ginseng, ia dan teman-temannya sudah akrab dengan lagu yang menggambarkan kebijakan pembangunan ekonomi pemerintahan Park Chunghee yang dikenal dengan nama Saemaul Undong yang artinya kira-kira gerakan pembaruan desa.


Dr. Ali yang berbicara di diskusi bertema "ASEAN-Korea Cooperation Onwards: Outlining ROK’s Advanced Policy in ASEAN" yang digelar Selasa (2/11) di Roemah Djan, Jakarta, menjelaskan, kini "budaya baru" Korea itu terbukti telah menjadi energi utama yang mendorong pembangunan dan perkembangan Korea Selatan sehingga diakui dunia luas.

Dr. Ali menambahkan, tadinya tidak sedikit orang yang pesmistis melihat situasi di Korea pasca perang. Sejarawan dari Yale University, Paul Kennedy, di antara yang takjub melihat fenomena Korea hari-hari ini. Menurut Paul Kennedy, seperti dikutip Dr. Ali, semestinya Korea hilang dari peta dunia.

Namun, hari ini terbukti bukan hanya bertahan, Korea menjadi salah satu negara yang "mencengangkan" dan bisa menyaingin negara-negara di kawasan, terutama Jepang, Rusia, dan China.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya