Berita

Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional (JAKI) mendorong agar suara dari kelompok masyarakat mendapat perhatian lebih di ranah PBB/Net

Dunia

JAKI Dorong PBB Soroti Peran Penting Civil Society

SELASA, 26 OKTOBER 2021 | 17:21 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Suara dari kelompok masyarakat perlu mendapat perhatian di ranah PBB. Hal itulah yang didorong oleh Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional (JAKI). Dalam sebuah pernyataan terbaru yang diterima redaksi pada Selasa (26/10), JAKI menyoroti soal pencapaian terbaru yang diraih oleh PBB dan Global People’s Assembly baru-baru ini terkait dengan kesepakatan material dalam pembangunan tatanan global yang inklusif.

Meski begitu JAKI menilai, pencapaian ini belum lah cukup. Oleh karena itu, JAKI mendorong agar elemen terkuat kelima dari demokrasi, yakni "people", atau masyarakat bisa berdiri dengan tegak dan kokoh dengan empat elemen lainnya, yakni eksekutif, legislatif, judisial dan media massa.

Dalam pernyataannya, JAKI mendorong agar PBB segera menerapkan tiga keputusan penting yang akan dicatat oleh sejarah, bukan hanya secara de faco, tapi juga secara de jure. Ketiga hal yang dimaksud itu adalah, pertama membangun Majelis Parlementer Perserikatan Bangsa Bangsa atau UN Parlementary Assembly (UNPA). Ini adalah usulan organ tambahan di PBB yang memungkinkan partisipasi anggota legislatif negara anggota dan pemilihan umum langsung anggota UNPA oleh masyarakat dunia.

Kedua, menetapkan Inisiatif Warga Dunia PBB (UNWCI). UNWCI akan memungkinkan warga dunia untuk memiliki dampak yang lebih besar pada keputusan global. Idenya adalah jika sejumlah warga dunia mendukung inisiatif yang diluncurkan oleh warga negara lainnya, maka badan-badan PBB seperti Majelis Umum atau Dewan Keamanan harus memasukkan item tersebut ke dalam agenda mereka dan memberikan panggung bagi perwakilan dari inisiatif itu. Ketiga, mendorong hadirnya perwakilan khusus civil society di PBB.

JAKI menilai, ketiga hal itu penting untuk pembangunan "yurisdiksi baru" bagi masyarakat global serta memperkuat tiga hal dasar dalam reformasi PBB, yakni eksistensi lima negara anggota tetap PBB, menyediakan tempat khusus bagi kekuatan rakyar (people's power) dalam struktur formal di organisasi PBB serta mendorong transformasi dari "Globalization" ke "Multinational Global World Order" sebagai perwujudan dari prinsip multilateral yang berkelanjutan.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Jejak Digital Ungkap PDIP Dalang Revisi UU KPK

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:34

OMC di Jakarta Kurangi Curah Hujan hingga 60 Persen

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:16

Lagu "Bayar Bayar Bayar" Dilarang Semakin Terkenal

Selasa, 25 Februari 2025 | 03:05

Bareng Ronny Talapessy, Ahmad Basarah Siap Jalani Tugas Jubir PDIP

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:44

Politikus Senayan Ramaikan Turnamen Golf HPN 2025

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:35

Tarif Tol Diskon 20 Persen Selama Mudik Lebaran

Selasa, 25 Februari 2025 | 02:09

Kejati Sumsel Tak Serius Tangani Kasus Pemalsuan Dokumen RUPSLB BSB

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:40

Pramono Anung Dipuji Berani Bergabung di Retret

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:19

Wamenko Polkam Imbau THR Cair H-7 Lebaran, Termasuk Ojol

Selasa, 25 Februari 2025 | 01:02

Operasi Pasar Digeber di 4 Ribu Titik

Selasa, 25 Februari 2025 | 00:36

Selengkapnya