Berita

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga/Net

Politik

Pertempuran Banteng Vs Celeng Rekayasa Meningkatkan Elektoral PDIP?

KAMIS, 21 OKTOBER 2021 | 09:15 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Isu banteng vs celeng di internal PDI Perjuangan dinilai hanya upaya rekayasa politik untuk meningkatkan elektabilitas partai.

Banteng direpresentasikan untuk kader PDIP yang memilih Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. Sedangkan celeng untuk kader PDIP yang memilih Gubenur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai capres di 2024.

"Perseteruan celeng vs banteng hanya rekayasa untuk meningkatkan elektabilitas PDIP dan Puan Maharani?" tanya pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga dalam keterangannya yang diterima redaksi, Kamis siang (21/10).

Bagi Jamiluddin, pandangan tersebut tidak mendasar karena sangat berisiko bagi PDIP. Mengerek elektoral dengan isu celeng vs banteng sama saja tindakan bunuh diri bagi PDIP dan Puan Maharani.

Kasus celeng vs banteng sangat tidak menguntungkan bagi Puan. Sebab, Puan diposisikan sebagai pihak yang didukung kekuatan struktural partai.

"Posisi ini dikesankan sangat berkuasa yang menindas celeng, termasuk tentunya Ganjar," katanya.

Celeng dan Ganjar justru diposisikan sebagai yang lemah dan dizolimi oleh kekuatan struktural. Bahkan sosok Puan diposisikan seolah turut menzolimi Ganjar dan celeng.

"Jadi, dalam perseteruan celeng dan banteng terdapat pihak penindas dan pihak yang ditindas. banteng dan Puan digambarkan pihak penindas, sementara celeng dan Ganjar pihak yang tertindas," tuturnya.

Dalam budaya politik Indonesia, pihak penindas kerap dijauhi oleh pemilih. Mereka ini dianggap jahat dan karenanya akan dijauhi. Sedangkan pihak yang ditindas justeru kerap mendapat simpati dari masyarakat. Mereka ini umumnya akan dibela dan didukung para pemilih.

"Karena itu, sulit membayangkan bila celeng vs banteng sengaja diciptakan untuk meningkatkan elektabilitas PDIP," demikian Jamiluddin.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

UPDATE

TKN Bentuk Satgas Antisipasi Kehadiran Relawan dan Pendukung di MK

Jumat, 19 April 2024 | 23:32

Jawab Berbagai Tuduhan Miring, PT NDK Resmi Bubar Sesuai Hukum

Jumat, 19 April 2024 | 23:05

Gara-gara Peta Maroko, Kesebelasan Renaissance dari Berkane Dilarang Masuk Aljazair

Jumat, 19 April 2024 | 23:04

Bukan Farhan, Nasdem Ternyata Siapkan Sosok Ini untuk Pilwalkot Bandung

Jumat, 19 April 2024 | 22:49

Prabowo Minta Pendukung Tidak Turun Aksi saat Putusan MK

Jumat, 19 April 2024 | 22:34

Relawan Desak MK Buka Jalan Kemenangan Prabowo-Gibran

Jumat, 19 April 2024 | 22:05

Bertemu Menkeu Selandia Baru, Sri Mulyani Tukar Cerita Soal Kelola APBN

Jumat, 19 April 2024 | 21:58

Buntut Serangan ke Israel, AS Batasi Akses Teknologi Iran

Jumat, 19 April 2024 | 21:40

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

Ajukan Peninjauan Kembali, PT BMI Bawa 7 Bukti Baru

Jumat, 19 April 2024 | 21:33

Selengkapnya