Berita

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera/Net

Politik

Mardani Ali Sera: Pemimpin Harus Punya Etika dan Prinsip Mengelola Negara

JUMAT, 15 OKTOBER 2021 | 21:40 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kepemimpinan harus memiliki etika dan prinsip dalam mengelola sebuah negara. Seorang pemimpin tidak boleh mengkhianati janjinya yang telah diteken ketika mengeluarkan kebijakan besar.

Begitu yang dikatakan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dalam acara virtual Indonesia Leaders Talk bertemakan Plin Plan Janji Pemimpin, di PKS TV, Jumat malam (15/10).

"Pada malam ini satu tema lain, betapa leaders itu harus punya etika, etika dan etika, kenapa? Karena mudah saja mengoreksi tanpa alasan yang jelas adalah sebuah pengkhianatan,” kata Mardani.

Anggota Komisi II DPR RI ini mencontohkan, janji seorang pemimpin ketika mengeluarkan kebijakan infrastruktur berupa kereta cepat Jakarta-Bandung.

Contoh lainnya, pembangunan jalan tol yang memakan banyak lahan hingga kebutuhan akan ruang penghijauan tumbang.

Apa yang dibangun itu kata Mardani, justru mengindikasikan bahwa pemimpin itu menjauh dari kesan kebutuhan rakyat baik secara primer, sekunder maupun tersier.

"Tapi sekarang costnya demikian besar, etikanya seorang pemimpin dia tidak bisa lagi cuman bicara tentang kalkulasi ekonomi, kalkulasi risiko tapi dia harus bicara tentang kalkulasi nilai, kalkulasi heritage, kalkulasi tentang prinsip,” katanya.

Dia mengaku sempat bertemu dengan seorang menteri yang mampu melakukan negosiasi dengan negara China.

Namun demikian, setelah kebijakan sebelumnya telah dikeluarkan, terdapat sejumlah revisi yang harus dilakukan.

Padahal, kata Mardani, jika pemerintah Indoensia mau bernegosiasi dengan Amerika dan Jepang yang agak sulit namun dalam pengelolaan dan aplikasinya untuk Indonesia tidak menimbulkan banyak kerugian.

Catatan pertamanya, dalam kebijakan pemerintah yang plin plan saat ini yakni sebuah etika dalam kepemimpinan dan tidak melakukan pengkhianatan terhadap rakyat.

“Ketika dikatakan tidak menggunakan uang APBN tiba-tiba Perpres mengatakan dapat hanya skema pembiayaan melalui APBN ini adalah sebuah cacat etika,” ucapnya.

Menurutnya, kepemimpinan pasti punya cacat, yang perlu ditutupi dengan banyaknya buzzer yang berseliweran di sosial media. Namun, seharusnya seorang pemimpin tidak mengurusi hal tersebut. Melainkan, harus fokus terhadap etika, moral, dan prinsip dalam mengelola negara.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya