Berita

Lambang Celeng berjuang/Net

Politik

Celeng Vs Banteng, Upaya Faksi Parkindo Tunjukan Eksistensi di PDIP?

KAMIS, 14 OKTOBER 2021 | 23:05 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Ungkapan celeng yang muncul bisa saja dimaknai sebagai upaya Partai Kristen Indonesia (Parkindo) guna menunjukan eksistensinya di internal PDI Perjuangan.

Demikian pendapat Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul soal fenomena Celeng Vs Banteng yang mencuat belakangan ini.

Sedikit menilik sejarah, di dalam tubuh partai berlambang Banteng ini sendiri terdapat beberapa partai yang berfusi dengan PDIP salah satunya ialah Parkindo yang bubar pada 10 Januari 1973 lalu kemudian bergabung dengan PDI Perjuangan.

“Diksi ataupun narasi Celeng Perjuangan ini sebetulnya karena Parkindo itu dulukan melebur ke PDIP,” kata Adib kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (14/10).

Sehingga, lanjutnya, diksi Celeng atau Babi yang dipakai ini bisa dimaknai sebagai upaya Parkindo untuk menunjukan eksistensinya mereka di internal PDIP.

“Jadi saya kira simbol (Celeng) itu kalau dipakai ya lumrah dan memang domain mereka sampai akar rumput,” tekan Adib.

Oleh karenanya menurut Adib, Celeng Vs Banten juga menyiratkan adanya faksi di internal PDIP antara Parkindo dengan faksi Soekarnois. Adib melihat, kemungkinan besar faksi Parkindo di internal PDIP tak ingin melewati momentum yang dianggap tepat saat ini.

“Sebagai momentum untuk mendorong Ganjar Pranowo. Anggapan itu juga tidak berlebihan,” kata Adib.

Namun terlepas dari itu semua Adib mengatakan bisa saja Celeng Vs Banteng tidak lain hanyalah sebagai dramaturgi politik, dimana panggung depan dan panggung belakang berbeda atau dengan arti lain di mata publik terlihat bertengkar namun di belakang sangatlah mesra.

“Panggung depan Bambang Pacul (Ketua DPD PDIP Jateng) diciptakan seolah-olah tengah berseteru dengan Ganjar. Namun sebenarnya hanya ingin Ganjar jadi perbincangan,” tandas Adib.

“Ujungnya hanya ingin memainkan popularitas dan elektabilitas,” demikian Adib menegaskan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya