Berita

Tangkapan layar pernyataan Mumtaz Rais (kiri) dan Panglima Laskar Jogja/Repro

Politik

Viral Mumtaz Rais Kasih Sumbangan Berbau Politis, Panglima Laskar Jogja Tak Terima

SENIN, 04 OKTOBER 2021 | 21:03 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Beredar video yang memperlihatkan putra Amien Rais, Mumtaz Rais memberi sumbangan kepada Pondok Pesantren Ora Aji yang didirikan Gus Miftah. Yang jadi perhatian publik, sumbangan tersebut disertai dengan pernyataan politis dan diduga berunsur "ancaman".

Awalnya, Ketua DPP PAN itu menyampaikan ucapan selamat milad kepada Ponpes Ora Aji yang menginjak usia sembilan tahun. Dalam potongan video yang beredar, Mumtaz Rais memberi sumbangan sebesar Rp 100 juta mengatasnamakan Mumtaz Rais Foundation.

"Bang jago tidak banyak bicara, bang jago langsung aksi menyumbang uang tuna sebesar Rp 100 juta untuk semua kinthiliyah, mantap," kata Mumtaz Rais dalam potongan video yang beredar, Senin (4/10).

Masih dalam potongan video tersebut, Mumtaz mengingatkan agar pada pemilu 2024 untuk bisa memilihnya dan tidak memilih calon anggota DPR RI lainnya.

"Jangan jual DPR RI dari partai lain. Tunggal Mumtaz Rais. Jangan Kamto, jangan Kamta, jangan mbah Bardi, jangan Gandrong, jangan yang lain-lain. Kalau enggak, saya stop sumbangannya ke Ponpes Ora Ajinya. I love you full Gusku," ujar Mumtaz sembari menempelkan dua jari ke bagian bibirnya.

Sontak, pernyataan putra Amien Rais ini menuai respons dari Panglima Laskar Yogya yang juga mengaku pengawal pribadi Gus Miftah. Dengan menggunakan seragam loreng bertuliskan "Panglima" di dada sebelah kanan dan "Laskar Jogja" di sebelah kirinya, pria tersebut menegaskan bahwa suara jemaah Ora Aji tidak bisa dibeli.

"Saya ingatkan kepada siapa pun, Pondok Pesantren Ora Aji tidak bisa dibeli siapa pun, termasuk Mumtaz Rais. Saya orang pertama yang tidak terima pesantren Ora Aji dilecehkan. Ingat itu pesan dari atas nama Panglima Laskar Jogja," tegasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya