Lapangan Terbang Bagram, yang pernah menjadi kunci utama misi NATO pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan, dikabarkan kembali beroperasi setelah dua bulan lalu ditinggalkan/Net
Lapangan Terbang Bagram, yang pernah menjadi kunci utama misi NATO pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan, dikabarkan kembali beroperasi setelah dua bulan lalu ditinggalkan. Kabar yang beredar, kekuatan militer asing mengisi kekosongan di pangkalan itu, sorotan mata publik dunia pun mengarah kepada China.
Belum ada konfirmasi resmi mengenai kabar tersebut. Namun kabar dan foto yang beredar di media sosial konon menunjukkan kondisi pangkalan militer itu pada malam hari dengan lampu sorot menyala.
Ada klaim yang belum dapat diverifikasi yang menyatakan bahwa beberapa pesawat telah mendarat dan lepas landas dari lapangan terbang tersebut dalam beberapa jam terakhir pada akhir pekan ini.
Jika dikonfirmasi, maka itu akan menjadi pertama kalinya Bagram melayani pesawat dalam hampir 50 hari setelah ditinggal pergi pasukan Amerika Serikat dan sekutu.
Tepatnya pada awal Juli 2021 lalu, pasukan Amerika Serikat dan sekutu angkat kaki dari pangkalan yang pernah menjadi markas utama mereka itu. Pada saat itu, harapannya adalah pasukan nasional Afghanistan dapat mempertahankan pangkalan militer.
Namun ternyata pemerintahan yang didukung Amerika Serikat tidak memiliki "taring" yang cukup kuat untuk mempertahankan kekuasaan tanpa kehadiran pasukan Amerika Serikat di negara itu. Kelompok Taliban pun tidak butuh waktu lama untuk merebut kekuasaan di Kabul dan mengambilalih kendali semua elemen negara.
Sejak saat itu, banyak pihak memandang sebelah mata pada Taliban. Banyak yang ragu bahwa Taliban memiliki keahlian untuk sepenuhnya menjalankan pangkalan itu atau bahkan memiliki kebutuhan untuk menjalankan pangkalan militer itu.
Namun di luar dugaan, akhir pekan ini justru muncul foto dan video di media sosial yang menunjukkan bahwa sepertinya kembali ada aktivitas di pangkalan militer yang sempat terbengkalai itu.
Dimulainya kembali lalu lintas udara diduga menandakan kekuatan asing terlibat. Publik dunia dan media asing pun segera mengarahkan pandangan kepada China.
Beijing sendiri sebelumnya telah menyatakan tidak berniat mengerahkan pasukan ke Afghanistan.
Namun pada awal September lalu, sebuah surat kabar India mengklaim bahwa para pemimpin Taliban sedang dalam pembicaraan dengan Pakistan dan China mengenai masa depan pangkalan udara Afghanistan, dan bahwa Bagram telah dijadwalkan untuk diserahkan kepada operator China.
Dikabarkan
Russia Today, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin telah menolak laporan itu dan menyebutnya sebagai berita palsu.
Di sisi lain, Taliban juga pada Minggu (3/10) membantah ada kehadiran militer China di Bagram. Beberapa laporan berspekulasi bahwa pangkalan itu mungkin telah dinyalakan semalaman sebagai tindakan pencegahan keamanan karena beberapa pertempuran yang terjadi di daerah tersebut.