Berita

Wakil Perdana Menteri Afghanistan yang ditunjuk Taliban, Abdul Ghani Baradar/Net

Dunia

Anggap Tajikistan Ikut Campur Urusan Internal Afghanistan, Baradar: Kami Siap Bereaksi

SENIN, 27 SEPTEMBER 2021 | 13:54 WIB | LAPORAN: ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA

Rencana Tajikistan untuk membuat "sabuk keamanan" di sekitar Afghanistan ditanggapi dengan kritis oleh Taliban. Kelompok itu menyebut Tajikistan sudah mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan.

Wakil Perdana Menteri Afghanistan yang ditunjuk Taliban, Abdul Ghani Baradar menekankan, pihaknya siap bereaksi atas tindakan apa pun yang dilakukan oleh Tajikistan.

"Tajikistan ikut campur dalam urusan kami, untuk setiap tindakan ada reaksi," kata Baradar dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera pada Minggu (26/9).

Pernyataan Baradar sendiri merujuk pada pidato Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon selama pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Dushanbe pada awal bulan ini. Ketika itu ia mengusulkan untuk membuat "sabuk keamanan" di sekitar Afghanistan yang dapat mencegah kemungkinan penyebaran kelompok teroris.

"Perhatian khusus diberikan pada situasi di dalam dan sekitar Afghanistan. Sebuah daftar tindakan telah diadopsi untuk menanggapi tantangan keamanan negara-negara Asia Tengah yang ditimbulkan oleh potensi eskalasi ancaman teroris," ujarnya.

Selama pidato Sidang Umum PBB ke-76, Rahmon juga menyoroti perkembangan di Afghanistan yang telah memicu krisis politik, kemanusiaan, dan pemerintahan yang membahayakan keamanan dan stabilitas di kawasan.

Menurutnya, kebangkitan Taliban telah memperumit geopolitik yang sudah kompleks di kawasan.

Rahmon juga menekankan menekankan bahwa dia tidak akan ikut campur dalam urusan internal Afghanistan. Namun ia berharap Taliban membentuk pemerintahan yang komprehensif melalui pemilihan umum, dengan partisipasi semua tokoh politik, nasional, etnis dan kelompok minoritas.

Setelah berbagai pernyataan Rahmon, jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid mengumumkan pihaknya telah mengirim ribuan pejuang ke Provinsi Takhar, yang berbatasan dengan Tajikistan.

Lewat cuitannya di Twitter, Mujahid mengatakan langkah itu diperlukan untuk melawan ancaman keamanan.

Taliban telah mengambil alih kekuasaan pada Agustus. Kemudian pada 31 Agustus, pasukan asing meninggalkan Afghanistan. Beberapa hari setelahnya, Taliban mengumumkan susunan pemerintahan sementara.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Sukses Amankan Pilkada, DPR Kasih Nilai Sembilan Buat Kapolri

Jumat, 29 November 2024 | 17:50

Telkom Innovillage 2024 Berhasil Libatkan Ribuan Mahasiswa

Jumat, 29 November 2024 | 17:36

DPR Bakal Panggil Kapolres Semarang Imbas Kasus Penembakan

Jumat, 29 November 2024 | 17:18

Pemerintah Janji Setop Impor Garam Konsumsi Tahun Depan

Jumat, 29 November 2024 | 17:06

Korsel Marah, Pesawat Tiongkok dan Rusia Melipir ke Zona Terlarang

Jumat, 29 November 2024 | 17:01

Polri Gelar Upacara Kenaikan Pangkat, Dedi Prasetyo Naik Bintang Tiga

Jumat, 29 November 2024 | 16:59

Dubes Najib Cicipi Menu Restoran Baru Garuda Indonesia Food di Madrid

Jumat, 29 November 2024 | 16:44

KPU Laksanakan Pencoblosan Susulan di 231 TPS

Jumat, 29 November 2024 | 16:28

Kemenkop Bertekad Perbaiki Ekosistem Koperasi Kredit

Jumat, 29 November 2024 | 16:16

KPK Usut Bau Amis Lelang Pengolahan Karet Kementan

Jumat, 29 November 2024 | 16:05

Selengkapnya