Berita

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo/Net

Politik

Beathor Suryadi: Mafia Tanah Masih Banyak karena Jokowi Mencampur Air dan Minyak di Istana Negara

JUMAT, 24 SEPTEMBER 2021 | 15:27 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Persoalan mafia tanah saat ini masih menjadi PR besar pemerintah Presiden Joko Widodo selama memerintah dua periode. Meski kerap menyuarakan perang terhadap mafia tanah, namun kasus tersebut masih saja bermunculan.

"Jokowi sudah punya 3 kapolri (Tito Karnavian, Idham Azis, dan Listyo Sigit Prabowo), kenapa satu pun belum berhasil memberantas mafia tanah?" kata Penasihat Forum Korban Mafia Tanah Indonesia (FKMTI), Bambang Beathor Suryadi, Jumat (24/9).

Bagi politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, ada beberapa hal dan kebijakan presiden yang mengganjal semangat pemberantasan mafia tanah.

"Pertama, Jokowi mencampur air dan minyak di Istana, sehingga polisi sulit menghadapi (taipan) Summarecon, Bintaro Jaya, dan lain-lain," jelas Beathor.

Semangat pemberantasan mafia tanah juga perlu ditumbuhkan dari lingkungan internal Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Jokowi, kata Beathor, perlu menuntun generasi uda BPN dan Polsi agar tidak takut bongkar kasus para senior masa lalu.

"Jokowi harus paham bahwa di BPN itu ada dua jenderal polisi, tapi belum berhasil melawan mafia tanah," jelasnya.

Yang tak kalah penting, presiden harus memastikan proses kenaikan pangkat, baik di BPN maupun instansi lain bebas dari beban biaya. Hal ini untuk menghindari adanya sponsor dari mafia tanah.

"Jokowi juga harus fokus konflik tanah dimulai dari ploting, ukur oleh pihak BPN, baik untuk SHGB maupun SHGU. Solusi problem hukum demi keadilan harus dimulai dari keberanian dan ketegasan Jokowi terhadap para 'pengusaha kebon' dan tambang yang sering ke istana," tandasnya.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

UPDATE

TKN Bentuk Satgas Antisipasi Kehadiran Relawan dan Pendukung di MK

Jumat, 19 April 2024 | 23:32

Jawab Berbagai Tuduhan Miring, PT NDK Resmi Bubar Sesuai Hukum

Jumat, 19 April 2024 | 23:05

Gara-gara Peta Maroko, Kesebelasan Renaissance dari Berkane Dilarang Masuk Aljazair

Jumat, 19 April 2024 | 23:04

Bukan Farhan, Nasdem Ternyata Siapkan Sosok Ini untuk Pilwalkot Bandung

Jumat, 19 April 2024 | 22:49

Prabowo Minta Pendukung Tidak Turun Aksi saat Putusan MK

Jumat, 19 April 2024 | 22:34

Relawan Desak MK Buka Jalan Kemenangan Prabowo-Gibran

Jumat, 19 April 2024 | 22:05

Bertemu Menkeu Selandia Baru, Sri Mulyani Tukar Cerita Soal Kelola APBN

Jumat, 19 April 2024 | 21:58

Buntut Serangan ke Israel, AS Batasi Akses Teknologi Iran

Jumat, 19 April 2024 | 21:40

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

Ajukan Peninjauan Kembali, PT BMI Bawa 7 Bukti Baru

Jumat, 19 April 2024 | 21:33

Selengkapnya